PADANG, METRO–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kondisi jasa sektor keuangan di Sumatra Barat (Sumbar) pada September 2023 tumbuh positif dengan tingkat risiko masih terjaga menghadapi peningkatan suku bunga global.
Hal itu diungkap Plt Kepala Perwakilan OJK Sumatea Barat Guntar Kumala. Menurutnya, kinerja sektor jasa keuangan tersebut turut mendukung pertumbuhan ekonomi, di mana pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar pada triwulan III tahun 2023 tercatat sebesar 4,30 persen year on year (yoy).
“Kondisi sektor jasa keuangan di Sumbar tumbuh positif dengan risiko masih terjaga dalam menghadapi meningkatnya suku bunga global,” kata Guntar mengutip siaran pers yang diterima Kamis (23/11).
Guntar menerangkan, kinerja industri perbankan untuk bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) tumbuh positif dengan aset yang tumbuh 5,10 persen (yoy) menjadi Rp79,01 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 6,83 persen (yoy) menjadi Rp68,17 triliun. Sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) terkontraksi sebesar 3.11 persen (yoy) menjadi sebesar Rp53,63 triliun.
“Risiko kredit masih terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) 2,09 persen dan Loan to Deposite Ratio (LDR) 127,11 persen,” paparnya.
Dia melanjutkan, penyaluran kredit untuk pelaku UMKM mencapai Rp30,50 triliun, tumbuh sebesar 10,72 persen (yoy). Penyaluran tersebut mencapai 44,74 persen dari total kredit perbankan di Sumatera Barat.
Sementara itu, kinerja perbankan syariah baik dari sisi aset, DPK maupun penyaluran kredit terus mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dibanding perbankan konvensional. Aset perbankan syariah tercatat tumbuh sebesar 17,41 persen (yoy) menjadi Rp10,25 triliun. Penghimpunan DPK meningkat sebesar 17,07 persen (yoy) menjadi sebesar Rp9,49 triliun dan penyaluran pembiayaan meningkat 23,44 persen (yoy) menjadi Rp8,36 triliun.