SOLSEL, METRO–Kabupaten Solok Selatan mempresentasikan Sumber Daya Alam (SDA) berupa Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui forum Energy Transition Working Group Meeting Group of 20 (G20) di Bali.
Tim Ahli Bupati Solok Selatan, Kardiman menjelaskan, pihaknya mendalat undangan menghadiri forum kerja sama 20 ekonomi utama dunia terutama masalah energy yang berlangsung 31 Agustus sampai 1 September 2022.
Ia mengatakan, potensi-potensi alam Solok Selatan terutama sumber air yang bisa dijadikan sebagai sumber listrik, termasuk potensi panas bumi yang dimiliki Solok Selatan untuk dapat dilirik dan jadi perhatian investor dunia.
“Saya merasa bertanggungjawab menjual potensi SDA daerah ini ke Dunia Internasional, intinya sebagai dasar memajukan ekonomi daerah dan masyarakat Solok Selatan ke depan,” ungkapnya pada, Minggu (4/8).
Ia mengatakan, berawal dari ditunjukknya Indonesia sebagai Presidensial G20 di Bali, dan pihaknya diberikan kesempatan hadir memenuhi undangan Panitia Pelaksana G20 tersebut, dimana Solok Selatan kaya akan sumber energi terbarukan yang meski dipresentasikan ke dunia internasional.
Menurutnya, keuntungan dengan investasi energy terbarukan itu, sebutnya dapat dilakukan melalui kepemilikan saham yang diberikan kepada Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag) pada setiap Nagari di lokasi proyek yang nantinya ada masukan bagi Kenagarian sebagai Pendapatan Asli Nagari (PAN) atau endogenouse people.
“Peluang masuknya aliran dana ke kawasan ASEAN diperkirakan akan mencapai Rp600 ribu triliun di masa mendatang hingga tahun 2050 pada sektor Energi Terbarukan ini. Jadi, kita punya peluang mendapatkannya,” terangnya
Menurutnya, Solok Selatan juga memiliki keunggulan komparatif di bidang energi terbarukan utamanya bidang Listrik dari tenaga Air dan Panas Bumi.
“Melalui program pemberdayaan potensi energi terbarukan, kita menilainya akan dapat mensejahterakan masyarakat Solok Selatan dimasa yang datang,” tuturnya.
Jadi lestari hutannya, makmur rakyatnya akan menjadi tolak ukur dari forum Energy Transition Working Group Meeting G20 di Bali tersebut.
Dijelasnya, G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.
Anggota G20 ini terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
“Jadi peluang besar ini harus kita mamfaatkan sesuai potensi daerah kita, sehingga bermamfaat untuk kebutuhan investasi dan ekonomi,” ucapnya.(ade)