PDG.PANJANG, METRO–PT Pertamina Patra Niaga membuka pendaftaran untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar melalui aplikasi MyPertamina mulai dibuka hari ini, Jumat (1/7). Masyarakat bisa mendaftar di aplikasi atau website MyPertamina https://subsiditepat. mypertamina.id/.
Di Sumatra Barat (Sumbar), Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut mulai menyosialisaikan pendaftaran pembelian BBM jenis Pertalite dan Solar di empat SPBU yang berada di Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanahdatar.
“Untuk empat SPBU yang ada di Sumbar ini yang pertama untuk menjadi lokasi sosialisasi kami ada di dua kota dan dua kabupaten di Sumbar,” ungkap Section Head Communication and Relations (SHCR) Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Agustiawan, Jumat (1/7) saat sosialisasi SPBU 14.271.536 di Ngalau, Kecamatan Padangpanjang Timur, Kota Padangpanjang.
Dikatakannya, pihaknya saat ini melakukan pendataan konsumen yang berhak mendapatkan BBM Bersubsidi dan ingin melihat sejauh mana penerapan MyPertamina untuk pembelian Pertalite dan Solar.
“Kami ingin melihat sejauh mana respons masyarakat, tentu kami mengambil beberapa daerah dengan tingkat responsitas yang cukup baik, kemudian mewakili kondisi masyarakat Indonesia saat ini,” katanya.
Salah satu daerah di Sumbar yang melaksanakan program tersebut, kata Agustiawan, adalah Kota Bukittinggi. Menurutnya, Bukittinggi merupakan salah satu destinasi dan transportasi dengan jumlah cukup banyak, padat dan mewakili daerah perlintasan.
“Kami ingin mengambil sampling, sejauh ini kami masih melihat tantangan yang kami lakukan, kami melihat masyarakat belum mendapatkan informasi secara utuh tentang adanya program ini. Isunya di masyarakat ada pembatasan (Pertalite dan Solar), terus menggunakan aplikasi MyPertamina,” ucapnya.
Ia tak menampik, respon penerapan MyPertamina ini masih menjadi tantangan pihaknya karena masyarakat belum mendapatkan informasi seluruhnya. Selain itu, juga ada informasi yang beredar di masyarakat mulai ada pembatasan dan pembelian BBM.
“Ini tidak benar, kita belum melakukan pembatasan namun pendataan serta sosialisasi pengunaan MyPertamina. Namun baru saja memulai proses pendataan atau pendaftaran melalui laman subsiditepat.mypertamina.id, kami rencanakan hingga akhir bulan, tentu saja kami akan terus lakukan evaluasi dan menjadi masukan berarti bagi kami,” tegasnya.
Selama proses tersebut berlangsung, dijelaskan Agustiawan, pihaknya masih tetap melayani kepada masyarakat yang mau membeli secara biasa ataupun yang belum terdaftar. Meskipun demikian, Pertamina Patra Niaga juga mengajak masyarakat melalui pendaftaran tersebut, di samping penjualan juga terus berjalan.
“Untuk syarat pendaftaran bisa dicek di laman MyPertamina. Salah satu yang disiapkan masyarakat, yakni Photocopy KTP atau foto KTP asli, kemudian STNK, foto tampak depan kendaraan yang melihatkan nopol, dan keadaan tampak samping yang menunjukkan jumlah roda kendaraan,” paparnya.
Menurut Agustiawan, apa yang dilakukan saat ini bukan pembelian BBM melalui aplikasi MyPertamina. Masyarakat, katanya, masih bisa membeli menggunakan cara konvensional dan cukup menunjukkan QR Code yang melekat pada kendaraan, itu bisa dicetak dan diprint.
“Untuk tahap awal ini prioritasnya mobil, kendaraan roda 4, dan kami berharap ini bisa diimplementasikan secara nasional. Tahap 2 kami lakukan pada bulan Agustus sehingga bisa diterapkan pada bulan September nantinya,” tuturnya.
Sementara itu, Pengawas Operasional SPBU 14-271-536, Jalan Ahmad Yani No 32 Ngalau, Padang Panjang Timur, Sarman Simarmata mengungkapkan, untuk kendaraan yang terdaftar nantinya akan diberikan barcode. Sedangkan jika tidak terdaftar akan diarahkan untuk mendaftar.
“Jadi untuk saat ini sosialisasi dari pihak SPBU sekaigus membantu pengendara untik registrasi, jika diterima nanti keputusan dari vervikasi pusat,” katanya.
Disisi lain, pengendara mobil, Usman Efendi yang berprofesu sebagai pedagang harian mengungkapkan masih kesulitan melakukan registrasi.
“Masih sedikit repot. Namun saya ingin coba daftar, dan ini merupakan inisiatif sendiri,” tuturnya.
Lain dengan Efendi, Agus yang keseharian membawa mobil pariwisata mengatakan program ini sangat mempersulit, apalagi ia membawa kendaraan pariwisata yang selalu hilir mudik ke beberapa daerah.
“Saya sangat sulit dengan ada ini, jadi ketika mau ngisi daftar dulu. Ini kendala kita dijalan, jika memang benar ini cukup untuk kemdaraan lokal saja,” pungkasnya.