Berhasil meraih penghargaan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangile, sebagai terbaik 2 Nasional wilayah 3 (Sumatera, Jawa dan Kalimantan) tingkat Kabupaten dan Kota se-Indonesia tahun 2018 lalu karena berhasil melaksanakan tugas penanggulangan bencana, BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, kini melahirkan inovasi, “Simpel”.
Senin 7 Oktober 2019, BPBD Limapuluh Kota resmi melaunching Strategis Peningkatan Penanganan Penanggulangan Bencana Secara Berlapis (Simpel) di Lapangan Bola Kaki Ladang Laweh, Situjuah, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, dengan mengambil tema “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”.
Bupati Limapuluh Kota H. Irfendi Arbi, langsung membuka secara resmi launching “Simpel” dan kegiatan Simulasi bencana didampingi Dandim 0306/50 Kota, Letkol Kav Solikhin, Yonif 131 Wirabraja, Sekdakap Widia Putra, Kepala BPBD Limapuluh Kota H.Joni Amir, S.Sos, dan Kepala OPD dilingkungan Pemkab Limapuluh Kota.
Ratusan orang dari kelompok siaga bencana dan komunitas seperti Komunitas Siaga Bencana, Komunitas Trapay 50, Komunitas Arung Jeram, Komunitas Sekolah Gunung, Komunitas Jurnalis Siaga Bencana, Kelompok Siswa Peduli Bencana, serta perwakilan OPD dan instansi vertikal, begitu antusias mengikuti apel pelantikan dan launching “Simpel” berbasis pemberdayaan masyarakat.
Bupati Limapuluh Kota H.Irfendi Arbi, dalam arahannya memberikan apresiasi kepada BPBD Limapuluh Kota yang terus meningkatkan kualitas dalam upaya sosialisasi dan penanggulangan bencana di Limapuluh Kota. Sebagai daerah rawan bencana seperti banjir, longsor, pohon tumbanh dan angin puting beliung, sebut Bupati perlu kebersamaan semua elemen masyarakat berperan serta dalam upaya penanggulangan bencana.
Kepala BPBD Limapuluh Kota H.Joni Amir, S.Sos, mengakui bahwa peran masyarakat dalam penanggulangan bencana sangat penting. Dengan merangkul komunitas dan kelompok masyarakat dalam penanggulangan bencana, sehingga edukasi terkait bencana sampai kepada masyarakat dengan cepat.
Begitu juga implementasi terkait edukasi bencana dapat dilakukan secara cepat, tepat dan dapat memanimalisir jatuhnya korban jiwa akibat bencana.
“Kita terus melakukan sosialisasi ke-kelompok siaga, sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA, kemudian keterlibatan masyarakat. Tugas penanggulangan bencana menurut UU 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dimana amanat itu terkait tugas kebencanaan adalah pemerintah, masyarakat dan dunia usaha,” terang Joni Amir yang dikenal kaya dengan inovasi ini.
Disampaikannya, melalui inovasi “Simpel” maka kelompok dan komunitas yang ada ini akan memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait bencana. Sehingga ketika terjadi bencana masyarakat sudah siap siaga.
Bahkan melalui Sekolah Gunung, yang mengkaji kerusakan pasca bencana banjir seperti yang terjadi di Pangkalan, Kapur IX dan Harau tahun 2017 lalu dapat memberikan masukan terhadap penyebab dan penanggulangan bencana banjir. Hal ini sebut Joni Amir, sangat penting agar dampak bencana bisa dimanimalisir.
“Melalui Komunitas Sekolah Gunung yang berasal dari berbagai kalangan ini tujuannya untuk mengajak masyarakat mencintai lingkungan. Seperti kita sudah melakukan aksi reboisasi penanaman 1000 pohon di Ulu Aia, melibatkan banyak instansi,” sebutnya.
Menurutnya, inovasi yang dilahirkan ini adalah bagaimana merangkul semua pihak dalam penanggulangan bencana. “Sehingga kita paham dengan bencana, karena kita tidak bisa lari dari bencana. Maka kita buat strategis penanggalungan bencana secara berlapir melalui pemberdayaan masyarakat. Jadi kalau sudah paham bencana maka masyarakat akan mencintai lingkungannya,” harapnya mengajak masyarakat peduli terhadap bencana.
Kini inovasi “Simpel” sudah sampai ke BNPB Pusat.
“Kita sudah sampaikan kepada BNPB. Kita juga berencana melahirkan kajian resiko bencana, pengurangan resiko bencana. Dan dimana masing-masing kecamatan akan kita buat peta rawan bencana. Sehingga masyarakat tau lokasi bencana,” sebut Joni Amir. (***)