Payakumbuh Raih Penghargaan Nirwasita Tantra untuk Keempat Kalinya

TERIMA PENGHARGAAN—Wali Kota Payakumbuh H Riza Falepi bersama dua wali Kota yang menerima penghargaan Nirwasita Tantra 2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.

KOTA Payakumbuh sukses meraih penghargaan Nirwasita Tantra 2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia. Ini merupakan yang keempat kalinya Kota Payakumbuh meraih penghargaan serupa. Penghargaan itu diterima oleh Wali Kota Riza Falepi yang meraih peringkat kedua Green Leadership kategori kota kecil, Ketua DPRD Hamdi Agus meraih peringkat pertama Green Leadership kategori kota kecil, dan Pemerintah Kota Pa­yakumbuh meraih peringkat kedua untuk pemerintah dae­rah kategori kota kecil.

Tiga penghargaan ini sebagai bentuk komitmen Wali Kota Payakumbuh H. Riza Fa­lepi dan hasil dari upaya pemerintah Kota Payakumbuh dan DPRD Kota Payakumbuh mendukung pembangunan berwawasan lingkungan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan anugerah Nirwasita Tantra kepada 42 pemimpin daerah dalam kategori provinsi, kabupaten besar, kabupa­ten sedang, kabupaten kecil, kota besar, kota sedang, dan kota kecil di seluruh Indonesia. Pada se­tiap kategori, penghargaan di­berikan kepada tiga kepala dae­rah terbaik, tiga DPRD terbaik, dan lima pemerintahan terbaik.  Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra yang diserahkan di Jakarta, baru-baru ini merupakan penghargaan Pemerintah Pusat kepada Gubernur, Bupati, Wali Kota, dan pimpinan DPRD tingkat Provinsi/kabupaten/kota atas kepemimpinan dan pemahamannya terhadap isu ling­kungan, respon kebijakan kepala daerah bersama pimpinan DPRD dalam perumusan dan penerapan kebijakan/program serta penyusunan Perda untuk menjawab persoalan lingku­ngan hidup, inovasi dan komitmen menerapkan pemba­ngu­nan berkelanjutan menuju green economy.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Desmon Corina menyampaikan apresiasi dan me­nyebut ini diberikan berdasarkan Dokumen Informasi Kinerja Pe­ngelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKLHD) Kota Payakumbuh tahun 2021 tepat waktu dan sesuai prinsip-prinsip pe­ngelolaan lingkungan hidup. ”Penghargaan ini diberikan ke daerah yang telah berkomitmen menyampaikan laporan hasil kinerja pengelolaan dan pemantauan dalam mendukung pembangunan berwawasan lingkungan,” kata Desmon.

Ditambahkan Desmon, pe­nyerahan penghargaan Nir­wasita Tantra dilakukan berbarengan dengan pemberian penghargaan Kalpataru. Keduanya merupakan penghargaan pemerintah pusat kepada pe­mimpin daerah serta pejuang lingkungan yang menjadi ujung tombak atau garda terdepan dalam upaya pemulihan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia. ”Khusus untuk anugerah Nir­wasita Tantra ada lima para­meter isu yang dijadikan penilaian, yaitu sampah, penurunan kualitas air, bencana, alih fungsi lahan, dan kerusakan lahan,” katanya.

Ia mengatakan penilaian calon penerima Nirwasita Tan­tra dilakukan berdasarkan informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah, pe­nanganan permasalahan lingk­ungan, serta kebijakan dan program yang diterapkan da­lam pengelolaan lingkungan hidup di daerah.

Wali Kota Payakumbuh Dua priode H Riza Falepi, merupakan wali kota yang paling suka melakukan aktivitas penghijauan, dimanapun memba­ngun gedung dan fasilitas umum, pasti Riza yang me­mimpin penanaman pohonnya. Bibit pohon itu beragam, ada pohon pelindung, ada pohon yang produktif seperti durian, mangga, sirsak, dan lainnya. Bisa dilihat di beberapa titik se­perti Kawasan Batang Agam, Kawasan Padang Kaduduak, kantor wali kota, kantor OPD, hingga kantor camat. Penanaman yang dipimpinnya itu tanpa harus menunggu agenda di dinas, artinya inisiatif Riza Fa­lepi sangat besar, tak jarang Riza tampak bersama THL melaksanakan gotong royong membersihkan lingkungan. “Alhamdulillah, kita masih dinilai cukup baik oleh kementerian. Penghargaan ini adalah untuk masyarakat kita tercinta,” kata Riza Falepi bersyukur.

Riza mengajak masyarakat un­tuk mencintai lingku­ngan, tidak lagi mem­buang sam­pah ke su­ngai. Dia juga meminta ma­syarakat untuk me­milah sam­pah agar bisa dimanfaatkan. Se­perti sampah or­ganik untuk dijadikan pupuk kompos, dan sampah plastik bisa didaur ulang menjadi ba­rang berguna lainnya. ”Saat saya pergi belajar ke Denmark bersama Sekda dan Kepala Dinas, di sana pengolahan sampah sudah menggunakan teknologi seperti pro­duksi biogas. Proses reuse, reduce dan recicle sampah sudah berjalan dengan sangat baik. Pembayaran oleh ma­syarakat terkait sampah sudah include dengan pembayaran pajak,” kata Riza.

Pengambilan sampah juga sudah terjadwal dalam waktu satu tahun dan diambil setiap minggu dengan jenis sampah yang berbeda. Kalau di pusat pemilahan dan recycle sudah terpilah 42 jenis sampah. ”Pemilahan sampah kalau di daerah kita baru dengan 2 jenis orga­nik dan anorganik atau dengan 5 jenis sampah pemilahan sedangkan di Denmark sudah sampai 10 jenis pemilahan. Masyarakat sudah dengan kesadaran sendiri melakukan pemilahan dari rumah tangga atau mengantarkan sampah ke pusat pemilahan,” kata Riza.  Riza menyebut, sirkular e­konomi intinya sesuatu yang dibuang, atau sampah diusahakan kembali bernilai ekonomi dengan berbagai cara, dan hal tersebut bagus bagi pilihan sistem pengolahan sampah yang akan diterapkan. ”Insyaallah Kota Payakumbuh nanti akan seperti ini kedepannya, kita sudah siapkan perencanaannya. Kita tidak mau krisis sampah menimpa daerah kita, karena itu tidak sehat,” harapnya. (***)

Exit mobile version