Universitas Adzkia Wisuda 167 Lulusan, Satu-satunya Perguruan Tinggi Lahirkan Guru Sekolah Islam Terpadu

Rektor Universitas Adzkia, Prof. DR. H. Irwan Prayitno, M.Sc. Psi mewisuda lulusan Universitas Adzkia.

Sebanyak 167 mahasiswa dan mahasiswi lulusan Universitas Adzkia diwisuda, Rabu (11/5), di Adzkia Convention Centre, Kampus Universitas Adzkia, Jalan Ra­ya Taratak Paneh, Kalumbuk, Kecamatan Kuranji Padang.

Wisuda kali ini yang pertama digelar, sejak perguruan tinggi ini berubah status menjadi Universitas Adzkia, September 2021 lalu, dan merupakan wisuda ke-15 sejak masih berstatus Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Adzkia.

Wisuda kali ini dihadiri Senat dan Civitas Akademika Universitas Adzkia, Pembina Yayasan Adzkia Sumatera Barat (Sumbar) yang juga Dekan FMIPA Universitas Andalas (Unand), Prof Dr. Syukri Arief. M.Eng serta Pengurus Yayasan, orang tua serta keluarga wisudawan/wati.

Rektor Universitas Adzkia, Prof. DR. H. Irwan Prayitno, M.Sc. Psi  mengatakan, Universitas Adzkia sejak masih berstatus STKIP Adzkia sudah melahirkan 1.168 alumni. Dari total lulusan tersebut, yang sudah bekerja 80-90 persen. Lulusan Universitas Adzkia ini banyak terserap bekerja di sektor pendidikan.

Serapan di sektor pendidikan cukup tinggi, karena tamatan Universitas Adzkia ini melahirkan tenaga guru yang khas untuk Sekolah Islam dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SI dan SDIT). “Kalau misalnya ada Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) perguruan swasta lain, tidak cocok dengan SDIT. Karena inilah banyak terserap. Apalagi jika ada SDIT yang buka baru, maka menyerap banyak tenaga guru. Satu kelas saja butuh 10 guru, jika sampai enam kelas, sudah puluhan guru terserap,” ungkap Mantan Gubernur Sumbar 2 Periode ini.

Irwan mencontohkan, di Kabupaten Sijunjung ada mahasiswa semester akhir program studi PGSD Universitas Adzkia yang sudah buka SDIT yang menyerap tenaga guru Islam Terpadu. Bahkan ada yang masih mahasiswa Universitas Adzkia yang sudah diminta mengajar di sekolah-sekolah Islam Terpadu.

Jadi Universitas Adzkia ini menurut Irwan, pabriknya melahirkan tenaga Guru Islam Terpadu. Sementara SDIT belum terlalu banyak di Sumbar. Satu daerah cuma terdapat satu sekolah. Bahkan, masih ada daerah yang belum ada SDIT. “Jadi butuh tenaga pengajar guru yang khas mengajar Islam Terpadu. Termasuk senior lama yang sudah ada seko­lah­nya, gurunya sekarang banyak yang tidak dari pendidikan dan ada yang belum S1. Kita mencetak S1 PGSD dan juga yang tidak pendidikan. Jadi serapan banyak. Di Sumbar hanya Adzkia yang menyu­plai tenaga guru untuk seko­lah Islam Terpadu,” ung­kap­nya.

Irwan juga menambahkan, untuk pengembangan Universitas Adzkia ke depan, akan dilakukan dengan menambah program studi baru. “Para dosen senior-senior yang mengajar juga melanjutkan S3. Selain itu, dosen-dosen juga membuat penelitian,” ungkapnya.

Kepala BAAK Universitas Adzkia, yang juga Panitia Wisuda ke-15 Universitas Adzkia, Zulfikar, SE mengatakan, Universitas Adzkia memiliki delapan program studi. Yakni, PGSD, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD), Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Fisika, Pendidikan Matematika, Teknik Industri, Sistem Informasi, Informatika.

Sebanyak 167 wisu­da­wan/wati yang diwisuda hari ini terdiri dari, lima program studi. Yakni, PGSD, sebanyak 145 wisudawan/wati, PGPAUD, (14 wisuda­wan/wati), Pendidikan Fisika (dua wisu­da­wan/wati), Pendidikan Ma­te­matika (lima wisudawan/wati), Pen­didikan Bahasa Indonesia (satu wisu­­da­wan/wati).(**)

Exit mobile version