WAKTU yang bergulir seakan memaksa untuk terus berbenah demi perubahan ke arah yang lebih baik. Seiring perjalanan waktu dari masa ke masa, hendaknya mampu diwarnai dengan karya-karya yang dapat membawa manfaat lebih sebagai momentum dalam menggapai sebuah tujuan. Pesan ini begitu kental tersirat ketika Wali Kota Solok Zul Elfian bersama Wakil Wali Kota Ramadhani Kirana Putra dalam merefleksikan tahun pertama kepemimpinannya menahkodai bahtera Kota Solok. Pesan tersebut seharusnya menggugah semua pihak. Terutama aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Solok.
Tanggal 26 Februari 2022 kemarin, mempunyai makna tersendiri bagi pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solok periode 2021 – 2024 ini. Setahun sudah kepemimpinan Zul Elfian-Ramadhani sejak dilantik menjadi pasangan Wali Kota/Wakil Wali Kota Solok. Jelas bukan waktu tepat membicarakan keberhasilan apa yang telah diraih dalam masa jabatannya sebagai kepala daerah. Paling tidak arah pembangunan Kota Solok yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Pendek (RPJP) daerah dapat terlihat.
Diakui Zul Elfian bersama Ramadhani, cukup banyak lika-liku yang dijalani dalam menjalankan amanah masyarakat. Partisipasi masyarakat salah satu indikator utama menentukan keberhasilan pembangunan. Di tahun 2021 menjadi sangat fundamental dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Wali Kota Solok.
Untuk itu menurut Wali Kota Solok, Zul Elfian, strategi dan arah kebijakan pembangunan yang harus ditempuh salah satunya peningkatan kualitas hidup masyarakat, dengan meningkatkan derajat kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial yang tertuang dalam misi ketiga yang diusung. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indeks Pembangunan Manusia (IPM), meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan angka usia harapan hidup angka. Kemudian, prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita dan meningkatnya derajat pendidikan masyarakat Rata-rata Lama Sekolah (RLS), menjadi sasaran yang akan dicapai.
Tujuan dari misi ketiga ini meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Solok. Hal ini mencerminkan komitmen Pemko Solok untuk pembangunan manusia. Pembangunan manusia menurut Zul Elfian merupakan keharusan, karena menentukan kemajuan Kota Solok.
Pembangunan manusia adalah sumber daya utama abad ke-21. “Maka investasi di bidang kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan prioritas bagi Pemko Solok. Kota Solok tidak cukup dibangun dengan pertumbuhan ekonomi semata, tanpa menghadirkan kesejahteraan dan pemerataan,” ujar Zul Elfian. Peningkatan kualitas hidup masyarakat Kota Solok diukur dengan IPM yang ditargetkan akhir RPJMD ini sebesar 80,57. Untuk mewujudkan misi ketiga ini, sasaran yang perlu dicapai pada periode RPJMD ini meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari usia harapan hidup masyarakat Kota Solok yang ditargetkan mencapai 74,98 tahun dan prevalensi stunting sebesar 10 persen pada akhir periode RPJMD ini. Kondisi awal prevalensi stunting yang menjadi dasar penentuan target lima tahun ke depan adalah prevalensi stunting berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) yang dilaksanakan pada tahun 2019. Derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan melalui peningkatan pelayanan kesehatan, prilaku hidup sehat, lingkungan yang bersih dan sehat serta faktor genetik serta intervensi penurunan stunting terintegrasi.
Sementara kualitas hidup masyarakat ditentukan oleh derajat pendidikan masyarakat. Derajat Pendidikan masyarakat diukur dengan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yang ditargetkan sampai 11,48 tahun dan Harapan Lama Sekolah (HLS) yang ditargetkan sampai 14,38 tahun.
“Pendidikan yang berkualitas merupakan tantangan ke depan yang tidak dapat ditawar lagi untuk menghadapi persaingan yang ketat. Peningkatan derajat pendidikan masyarakat Kota Solok dilakukan melalui pemerataan pendidikan. Baik itu pemerataan sarana prasarana pendidikan dan tenaga pendidik dan kependidikan. Di samping itu peningkatan akreditasi lembaga pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Solok,” tegas Zul Elfian.
Sedangkan meningkatnya perlindungan sosial masyarakat dinilai fungsi pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), termasuk masyarakat miskin. Peningkatan perlindungan sosial kepada masyarakat dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, meningkatkan produktivitas usaha ekonomi masyarakat miskin dan menurunkan PPKS.
Peningkatan perlindungan sosial kepada masyarakat diukur dengan angka kemiskinan yang menurun dan persentase penurunan PPKS. Pada akhir periode RPJMD ini ditargetkan angka kemiskinan mencapai 2 persen dan persentase penurunan PPKS 25,75 persen dari tahun dasar 2020, dengan jumlah PPKS sebanyak 4461 jiwa.
Ia juga menyampaikan, tahun 2021 ini masih ada program strategis daerah yang lumayan besar menyedot anggaran. Di antaranya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Solok, Stadion Sepak Bola. Walaupun demikian, Rahmadhani juga menyampaikan kepada seluruh OPD, agar tetap berupaya berjuang menarik dana dari pemerintah pusat.
“Kita sadar keuangan daerah terbatas. Jika semua program strategis dibebankan semua pada APBD tentu butuh waktu itu. Pemko Solok bersama DPRD akan tetap berupaya mendapatkan dana dari pemerintah pusat. Untuk itu seluruh OPD harus gencar berjuang,” ujar Zul Elfian.
Misi ketiga ingin menjadikan Kota Solok Sehat diwujudkan dengan program jaminan pelayanan kesehatan warga kota (total covarage), peningkatan kualitas dan fasilitas pelayanan kesehatan (RSUD, Puskesmas, Pustu), penyediaan sistem informasi dan manajemen pelayanan kesehatan, pelayanan yang efektif, efisien dan berbasis IT (Smart Health). “Pada misi ketiga ini juga ingin menjadikan Solok Cerdas yang diwujudkan dengan program pengembangan sekolah inklusi, jaminan melanjutkan kejenjang pendidikan menengah dan perguruan tinggi bagi siswa berprestasi, Tahfiz Quran dan siswa dari keluarga yang kurang mampu, serta membangun sekolah khusus layanan khusus (Sekolah Berasrama). Saya ingin Kota Solok dan masyarakatnya dapat mengembangkan potensi yang ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ucap Zul Elfian. (**)