BUPATI Solok Gusmal kembali menekankan, pentingnya pemahaman nilai-nilai adat yang diharapkan dapat hidup kembali di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Setidaknya dengan pemahaman terhadap nilai-nilai adat, pengaruh perkembangan zaman akan lebih disikapi bijak oleh masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Selain itu agar tidak generasi muda jangan tercarabut dari nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
“Niniak mamak harus mampu memberikan pemahaman dan memahami dan mengerti seluk beluk yang ada di nagari dan segala tentang adat sabatang panjang dan adat salingka nagari kepada masyarakat khususnya generasi muda,” ujar Gusmal.
Dalam pertemuan Bupati Solok dengan sejumlah tokoh adat dengan tujuan sinkronisasi program lembaga adat tingkat nagari sehingga daerah, terungkap, perwakilan niniak mamak di BPN perlu ditingkatkan. Untuk itu diharapkan dari niniak mamak perlu peningkatan kapasitas pemangku adat di nagari dalam memperkuat perannya dalam nagari Tentang anggaran LKAAM / KAN.Guna memperkuat peran lembaga adat lanjutnya, akan diatur dalam perbup untuk tahun 2021. Peran niniak mamak melalui perwakilan niniak mamak pada BPN lebih ditingkatkan lagi.
Tentu lanjut Gusmal, dirinya berharap Lembaga adat nagari tetap aktif atau diaktifkan kembali di setiap nagari dan jangan biarkan mati suri. Banyaknya lembaga adat yang bermunculan untuk mendampingi lembaga KAN / LKAAM.Untuk itu perlu niniak mamak meningkatkan eksistensi pemahaman tentang adat . Singkronisasi antara niniak mamak dengan bundo kanduang dalam melaksanakan tugasnya perlu ditingkatkan.
Bupati Solok, Gusmal mengatakan, dalam pelaksanaan pembangunan lima tahun, terciptanya masyarakat madani dalam nuasa filosufi adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah (ABS-SBK) merupakan salah satu upaya yang akan dicapai. Setidaknya hal tersebut dapat tecermin dari arah pembangunan daerah yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Solok tahun 2016-2021, yang sesuai dengan Perda Nomor 4 tahun 2006 dalam mewujudkan masyarakat Kabupaten Solok yang maju mandiri menuju masyarakat madani dalam nuansa adat basandi syara’ syara’ basandi kitabullah (ABS-SBK).
Untuk itu menurut Gusmal, membangun karakter masyarakat sesuai filosofi ABS-SBK harus didukung oleh Pemerintah (Nagari Adat) yang kuat dengan meningkatkan peran niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai, serta lembaga sosial kemasyarakatan lainnya yang ada ditengah-tengah masyarakat. Bahkan Gusmal mengingatkan kembali adat istiadat merupakan panduan dan pedoman masyarakat Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring dengan perjalanan waktu, pelaksanaan nilai-nilai luhur ABS – SBK sebagai mekanisme keputusan, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan di Nagari mulai terasa ditinggalkan. Dan hal tersebut perlu mendapat perhatian serius dan perlu langkah-langkah untuk melestarikan kembali nilai-nilai luhur masyarakat yang pernaha ada.
Memang pengaruh globalisasi yang begitu kuat masuk dalam lingkungan masyarakat nagari sangat mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Namun dampak negatifnya seperti lunturnya nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat akan terus menggerus juka tidak segera disikapi.
Sebetulnya daerah Kabupaten Solok telah melaksanakan kajian indentifikasi nilai-nilai luhur Adat Basandi syara’ syara’ basandi kitabullah(ABS SBK) di nagari-nagari.
Untuk itu daerah Kabupaten Solok harus bisa menjadi pelopor dalam pelaksanaan ABS SBK yang sejalan dengan target RPJMD Kabupaten Solok tahun 2016-2021 melalui peningkatan peran tungku tigo sajarangan. “Dan untuk itu marilah kita sama-sama melakukan untuk Nagari supaya adat istiadat di Kampung halaman kita tidak pudar di telan zaman,” harap Gusmal. (vko)