PADANG, METRO – Ditetapkannya warisan Tambang Batubara Ombilin (TBO) Sawahlunto sebagai warisan dunia oleh UNESCO, memberikan dampak keuntungan yang besar bagi Provinsi Sumbar. Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, didampingi Kepala Biro Humas Setdaprov Sumbar, Jasman Rizal dan jajaran Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, saat jumpa pers, Senin (8/7) di Istana Gubernur.
“Ini merupakan keuntungan besar bagi Sumbar untuk terus memajukan daerahnya, terutama pada bidang pariwisata dan kebudayaan, ujar Irwan Prayitno, yang baru saja pulang mengikuti sidang ke-43 Komite Warisan Dunia UNESCO PBB di Pusat Kongres Baku, Azerbaijan, Sabtu (6/7) lalu.
Dengan masuknya Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto itu menambah daftar warisan budaya dunia yang ada di Indonesia. Sudah ada lima warisan budaya dunia yang ditetapkan UNESCO di Indonesia, termasuk di Sumbar, diantaranya Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Sangiran dan Sistem Subak. "Untuk itu, kita akan tetapkan Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto menjadi destinasi wisata baru di Sumbar. Dan, tentunya keberadaanya sebagai warisan budaya dunia perlu kita jaga bersama," pungkasnya.
Menurut Irwan Prayitno, manfaat warisan dunia UNESCO ini bagi masyarakat, dapat memberikan peluang mepromosikan Warisan Budaya TBO, sebagai kekayaan budaya dan sejarah Indonesia di mata dunia. Manfaat bagi pengunjung, dapat menciptakan suatu pengakuan dunia bagi situs-situs di Warisan Budaya TBO.
“Pengunjung akan memperoleh pengalaman kualitas kelas dunia dan keunikan, berupa keindahan dan inspirasi yang tidak ditawarkan di situs warisan dunia mana pun,” ungkapnya.
Status warisan dunia ini juga mendorong kemajuan ekonomi berupa akses, infrastruktur dan fasilitas yang lebih baik, sebagai bentuk upaya peningkatan pengalaman kunjungan yang lebih baik dan pariwisata berkelanjutan. Dari aspek kesejahteraan, dapat meningkatkan profil dan daya saing perekonomian Sumbar, khususnya Kota Sawahlunto ke tingkat internasional.
Hal ini menjadi daya tarik potensi investasi, sekaligus mendorong inovasi maupun kreatifitas ekonomi, baik di sektor barang dan jasa. Dari aspek pengetahuan, dapat meningkatkan profil dan daya saing perekonomian ke tingkat internasional.
Dampak yang cukup besar menurut Irwan Prayitno, yakni, terhadap pariwisata Sumbar. Menurutnya, akan terjadi peningkatan kredibilitas dan mempermudah branding promosi destinasi wisata Sumbar itu di kancah internasional.
“Diharapkan adanya peningkatan jumlah wisawatan mancanegara. Terutama dari luar Asia Tenggara. Data BPS menyebutkan, jumlahkunjungan wisman ke Sumbar kurun waktu Januari-Mei 2019 tercatat hampir 25.000 wisatawan, yang masih didominasi oleh wisawatan dari Malaysia,” ujarnya.
Sementara dari aspek budaya, masyarakat Kota Sawahlunto sangat heterogen. Sejak zaman Belanda, berbagai etnis dengan berbagai budaya telah berakulturasi dengan baik. Ada etnis Jawa,Sunda, Madura, Bali, Bugis, Batak, China, Minangkabau, Belanda dan Melayu. Keheterogenan budaya inilah membuat kota Sawahlunto unik. Salah satu keunikan tersebut, dengan munculnya bahasa “tansi” atau bahasa “tangsi” sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Membentuk Badan Pengelola
Pascapenetapan TBO Sawahlunto sebagai warisan dunia oleh UNESCO, akan dibentuk badan pengelola, yang terdiri dari perwakilan negara, Provinsi Sumbar, kabupaten/ kota, akademisi atau pakar dan pihak swasta. Di mana nantinya unsur-unsur tersebut memastikan pengelolaannya sesuai dengan standar yang sudah diberikan UNESCO.
Selain itu, adanya komitmen penganggaran pelestarian dari pemerintah pusat dan daerah. Hal tersebut sudah dimulai dan ditindaklanjuti oleh Pemprov Sumbar dengan Instruksi Gubernur Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Koordinasi Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Terhadap
Rekomendasi Penetapan Ombilin Coal Mining Of Sawahlunto sebagai Warisan Dunia UNESCO, yang melibatkan tujuh kabupaten/ kota. Yakni, Kota Sawahlunto, Padang, Padangpanjang, Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Padangpariaman, dan Kabupaten Tanah Datar.
Irwan Prayitno mengimbau semua pihak, untuk menjaga dan memelihara lingkungan kawasan Sawahlunto, agar tetap jadi warisan budaya dunia.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, khususnya Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI serta semua pihak yang terlibat, sehingga Ombilin Coal Mining Of Sawahlunto ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO tahun 2019,” ujarnya.
Irwan Prayitno menyebutkan, warisan budaya dimulai sejak Kota Sawahlunto dimasukkan ke daftar sementara warisan dunia kategori budaya sejak 2015. Setelah itu, proses pengumpulan data, penyusunan dokumen pendukung, dan diskusi panjang para ahli serta akademisi dari dalam dan luar negeri makin intensif dilakukan.
Sampai akhirnya muncul usulan agar memperluas tema nominasi untuk memperkuat Nilai Universal Luar Biasa (Outstanding Universal Value). Selama tahun 2016 tim nominasi bekerja keras dan berhasil menyelesaikan berkas nominasi pada September 2016 dan dikirim sebagai Voluntary Submission ke Sekretariat UNESCO di Paris, Perancis.
Tahun ini berdasarkan kajian dan saran para ahli, diputuskan area nominasi menjadi lebih luas, dengan tema Jaringan Pertambangan Batubara Ombilin Sawahlunto. Meliputi pelabuhan, jaringan kereta api dan kota tambang batubara. Tema tersebut lebih memperkuat pengusulan yang mempunyai nilai universal luar biasa dunia.
Rentang waktu dimulai sejak penemuan batubara pertama oleh Cornelis De Groot tahun 1858, dan dilanjutkan oleh Willem Hendrik De Greve tahun 1868 hingga pembangunan infrastruktur kota tambang lengkap pada 1930. Dalam waktu yang relatif singkat Pemerintah Belanda berhasil membangun sebuah kota tambang untuk menunjang produksi batubara dan kebutuhan administrasi pemerintahan.
Perluasan tema nominasi ini berimplikasi pada perluasan wilayah nominasi dengan menggabungkan beberapa kota atau kabupaten. Yaitu, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Tanah Datar di Sumbar ke dalam satu wilayah nominasi, yaitu 'Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto'. TBO Sawahlunto ditetapkan sebagai warisan dunia, karena adanya pertukaran penting dalam nilai-nilai kemanusiaan sepanjang masa.
Dalam lingkup kawasan budaya, dalam perkembangan arsitektur dan teknologi, seni monumental, perencanaan kota dan desain lansekap. Di mana dalam keunikan tambang Ombilin itu, menunjukkan adanya pertukaran informasi dan teknologi lokal dengan teknologi Eropa terkait dengan eksplotasi batubara di akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 di dunia, khususnya di Asia Tenggara. (adv)