Pekerja Tambang Ilegal Tewas Tertimpa Batu

TEWAS— Pekerja tambang tewas tertimpa batu di Ngalau Putiah, Nagari Sitanang, Kecamatan Lareh Sago Halaban. Sedangkan lokasi dan alat berat disegel Polisi.

LIMAPULUHKOTA, METRO–Aksi penambangan secara ilegal kembali me­makan korban jiwa. Kali ini, satu orang pekerja tambang tewas terjatuh dan terkena pecahan batu di Ngalau Putiah, Jo­rong Kampai, Nagari Sitanang, Kecama­tan Lareh Sago Ha­laban, Kabupaten Li­mapuluh Kota, Se­lasa (26/3) sekitar pu­kul 17.30 Wib.

Dari informasi yang berhasil dihim­pun, pekerja tam­bang yang tewas dike­tahui bernama Armansyah (30) war­ga Kelurahan Tigo Koto Diateh, Keca­matan Payakumbuh Utara. Diduga, kor­ban yang sedang be­kerja bergelantung pada alat berat eks­kavator di samping pintu operator.

Nahas, saat itu batu yang ditambang jatuh mengenai alat berat dan pecahan batu itu langsung mengenai korban yang jatuh. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka disejumlah bagian tubuh, terutama bagian kepala korban. Hal tersebut diungkapkan Ram, tokoh masyarakat setempat saat dihubungi wartawan.

Kapolres Payakumbuh. Menurut AKBP Wahyuni Sri Lestari melalui Kasat Reskrim, AKP Doni Prama Dona didampingi Kanit Reskrim, Ipda Zuyu Gianto membenarkan adanya kecelakaan kerja di areal tambang batu di Ngalau Putiah, Jorong Kampai, Kenagarian Sitanang. “Dari hasil pengecekan, tambang batu itu dipas­tikan tidak memiliki izin alias ilegal. Pemilik  lahan tambang batu di Ngalau Putiah adalah Nori Dt Rankayo Mulia yang merupakan warga

Jorong Kampai, Nagari Sitanang. Sementara pemilik alat berat Anton yang beralamat di Padang Gantiang, Batusangkar, Tanahdatar,” ungkap Ipda Zuyu, Rabu (27/3).

Sementara terkait kronologis kejadian yang menewaskan alumni STTP Payakumbuh itu, kata Ipda Zuyu, korban Armansyah bersama operator alat berat  melakukan penambangan dengan posisi korban bergantung di pintu alat berat tersebut, kemudian dilakukan penambangan dengan alat berat.

“Tidak lama setelah itu operator beranjak ke sisi yang lain untuk melakukan penambangan, tiba-tiba lokasi penambangan sebelumnya runtuh. Korban pun melompat dari alat berat tersebut, akan tetapi terjatuh dan tertimpa oleh runtuhan batu hingga meninggal dunia di lokasi,” ujar Ipda Zuyu.

Ipda Zuyu juga mengatakan, lahan tambang tersebut telah beroperasi selama enam bulan semenjak bulan September 2023 dengan jenis tambang batu Pondasi dan batu grogol untuk bahan campuran makanan ayam. “Hasil tambang tersebut juga dijual ke ke ma­syarakat Kecamatan Lareh Sago Halaban dan daerah Kota Payakumbuh. Terkait kasus ini masih kami lakukan penyelidikan lebih lanjut,” tutupnya. (uus)

Exit mobile version