Demi Sahur dan Antarkan Bantuan untuk Keluarga Mujati, Gubernur Sumbar Rela Melintasi Puluhan Kilometer Jalan Kebun Sawit

KUNJUNGI WARGA— Melalui program Singgah Sahur, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mengunjungi rumah keluarga kurang mampu, Mujati, di Jorong Kumani, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Senin (25/3).

DHARMASRAYA, METRO–Meski tengah menjalani puasa, se­mangat Gubernur Sumatra Barat (Sum­bar), Mah­yeldi Ansharullah me­ngikuti program Safari Ra­madan, Singgah Sahur dan Subuh Mubarak dari daerah ke daerah tidak pernah ken­dor sedikit pun. Semangat itu tidak per­nah padam, karena hanya melalui tiga program ter­sebut, Mahyeldi dapat me­manfaatkan momen bulan Ramadan kesempatan un­tuk bertemu masyara­kat­nya dari masjid ke masjid, berkunjung ke rumah war­ga yang kurang mampu, melihat langsung kehidu­pannya dan menyalurkan sejumlah bantuan.

Kali ini, melalui program Singgah Sahur, Mah­yeldi mengunjungi rumah  keluarga kurang mampu, Mujati, janda yang tinggal  bersama anaknya, Sri Re­zeki Handayani dan me­nan­tunya Doni Gusriadi, di Jorong Kumani, Nagari Sungai Kambut, Kecama­tan Pulau Punjung, Kabu­paten Dharmasraya, Senin (25/3) pagi. Tidak hanya tinggal bersama anak dan menantunya, di rumah ber­dindingkan papan itu Mujati juga tinggal dua cucunya.

Mahyeldi datang dan sahur bersama keluarga Mujati. Selain itu, juga me­nyerahkan bantuan pem­ba­ngunan rumah tidak la­yak huni (RTHL) kepada Mujati.

Mujati hanya bergan­tung hidup dari menantu­nya, suami dari Sri Rezeki Handayani, yakni Doni Gusriadi (45) yang bekerja serabutan. Terkadang Doni menghidupi keluarganya bekerja menakik karet, ber­sihkan sawit atau menjadi sopir untuk  tetangganya yang menyewa mobil rental.

Suami perempuan yang biasa dipanggil Mbak Ti­tik tersebut, telah lama meninggalkannya tanpa kabar, sejak anaknya Sri masih kecil. Bahkan, Sri kini telah mempunyai dua anak, Fardan  yang duduk kelas 1 SMA dan Rumaisya yang baru berumur 3 bulan.

Pagi itu, Mbak Titik tidak menyangka, rumahnya kedatangan Mahyeldi dan rombongan untuk Singgah Sahur dan mengantarkan bantuan. Begitu juga, Doni, ia  terkejut dan terharu mendapatkan kunjungan orang nomor satu di Sum­bar itu dalam progam Sing­gah Sahurnya.

Ia menyampaikan teri­ma­kasih atas kedatangan Gubernur yang juga da­tang membawa bantuan bedah rumah dan bantuan lainnya. “Saya tidak me­nyangka kalau pagi ini dikunjungi Pak Gubernur. Kami sampaikan terima­kasih atas kunjungannya, dan bantuan yang dibe­rikan,” ungkap Doni.

Doni yang  hanya be­kerja sebagai penakik karet di daerah Pulau Punjung tersebut menyebutkan, tidak mengetahui kalau akan didatangi Gubernur Sumbar dan bersantap sahur bersama keluar­ganya.

Tempuh Puluhan Kilometer Membawa Bantuan

Doni wajar merasa ka­get dengan kedatangan Gubernur Sumbar di ru­mahnya. Pasalnya, lokasi rumahnya sangat jauh dan terpencil. Untuk berangkat ke rumah Mbak Titik, seki­tar pukul 3.07 WIB, Gu­bernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah bersama rom­bongan Tim Safari Rama­dan (TSR) beranjak dari Masjid Nurussa’adah Koto Agung, di Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung.

Mahyeldi berangkat usai istirahat sejenak sete­lah sebelumnya menjalan­kan I’tikaf. Masjid itu bera­da sekitar 8,4 kilometer dari jalan lintas Sumatera, Jalan menuju masjid tersebut harus melalui perkebunan sawit, dan sekitar 50 meter dari Pasar Blok B, Sitiung I.

Rombongan Mahyeldi kemudian bergerak me­nuju lokasi Singgah Sahur yang dituju. Entah bebe­rapa puluh kilometer per­jalanan yang ditempuh sebelum akhirnya mobil  terhenti di rumah yang dituju  sekitar pukul 3.44 WIB.

Mahyeldi bersama rom­bongan kemudian berjalan menuju sebuah rumah ber­dinding kayu dengan lampu seadanya di lingkungan perkampungan masyara­kat, Jalan Lambau, di Na­gari Sungai Kambut, Ke­camatan Pulau Punjung. Rumah kayu berukuran sekitar 8 X 6 meter itu, di halamannya ditumbuhi hijaunya rerumputan me­nutupi dan dikelilingi be­berapa pepohonan.

Doni, tidak menyangka saat akan memulai makan sahur itu kedatangan ta­mu. Sebelum membuka­kan pintu, ia sempat me­lihat dari balik tirai pintu. Kemudian membukakan pintu untuk Mahyeldi ber­sama rombongan yang datang Singgah Sahur ter­sebut. “Assalamualaikum, lah makan sahur Buk,” im­bau Mahyeldi.

Dari pintu papan itu, keluar seorang pria sambil  membuka pintu membalas salam tamu yang datang. “Waalaikumsalam, yo ka mulai ka sahur Pak,” ung­kap Doni yang seakan ter­kejut pagi-pagi kedatangan Mahyeldi.

Setelah mendapatkan penjelasan dari Mahyeldi maksud dari kedatangan, baru ia mulai tenang. Rom­bongan Mahyeldi diper­silahkan masuk. Semua barang bawaan diletakan di lantai ruang berukuran 2×2 meter itu.

Tidak ada kursi satupun terlihat hanya lemari kecil dan lemari tempat televisi tabung berada di sisi kanan rumah, kemudian ada rua­ngan yang merangah ke dapur berlantai tanah, dan tiga kamar yang hanya ditutupi tirai pintu ber­warna  biru.

“Kenapa keluarga ini yang kita kunjungi  dalam program Singgah Sahur kali ini, dapat kita lihat rumahnya belum begitu layak, Ibuk yang punya rumah, kemudian anaknya tidak ada pekerjaan, yang bekerja hanya menan­tu­nya yang penghasilannya juga pas-pasan,” sebut Mahyeldi.

Ia berharap melalui bantuan yang diberikan dalam program Singgah Sa­hur tersebut dapat membantu warga kurang mampu yang layak men­dapatkan bantuan. Dengan dibantu, mereka dapat me­nyiapkan tempat tinggal yang lebih layak untuk ditempati.

“Insya Allah dengan bantuan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumbar, Bank Nagari, dan beberapa Kepala OPD dapat mem­bawa kegembiraan bagi keluarga yang menerima, rumahnya dapat dibangun lebih layak,” ungkapnya.

Terkait kunjungan Sing­gah Sahur tersebut, Mah­yeldi menyebutkan se­ngaja datang diam-diam, tidak ingin merepot mere­ka yang sudah mengalami kesusahan. “Kita datang ke sini untuk membantu warga kita yang kurang berun­tung,” ujar Mahyeldi.

Dalam aksi ini, Mah­yeldi menyerahkan ban­tuan dari Baznas Sumbar, senilai RpRp25 juta untuk membangun rumah. Di­tambah bantuan dari Bank Nagari Rp2,5 juta, juga ada bantuan sembako, beras, telur, dan sarung.

“Kami menyampaikan permohonan maaf kepada warga yang terganggu dengan kedatangan kami, kami mohon maaf. Kami sangaja tidak membe­rita­hu. Diharapkan pemba­ngunan rumah dari program Singgah Sahur ini dapat selesai menjelang lebaran sele­sai,”pung­kas­nya. (AD.ADPSB)

Exit mobile version