SOLO, METRO–Mantan calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo secara tegas mendeklarasikan bahwa dirinya akan berada di luar pemerintahan atau oposisi pada masa kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Penegasan itu disampaikan Ganjar dalam acara halal bihalal sekaligus pembubaran Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/5) malam.
Merespons itu, Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka tidak mempermasalahkan sikap Ganjar Pranowo. “Oh ya? Deklarasi? Yaudah nggak papa,” kata Gibran, Selasa (7/5).
Meski begitu, Gibran tidak mempersoalkan keputusan Ganjar untuk berada di luar pemerintahan. Ia juga meminta untuk tetap dikawal selama Prabowo-Gibran memimpin.
“Tetap ya mohon dikawal dari luar lah ya. Siapa pun itu masukan-masukan dari dalam, dari luar, dari oposisi tetap kita tampung tidak masalah,” ujarnya.
Dengan deklarasi itu, menurut Gibran akan sejalan dengan partai yang menaungi Ganjar yakni PDIP yang akan menjadi oposisi. Gibran menungkapkan komunikasi tetap terjalin antara Prabowo dengan pimpinan PDIP.
“(Komunikasi dengan Pak Ganjar) Kalau Pak Prabowo sendiri sudah menjalin komunikasi intens juga dengan pimpinan dari PDIP. (Kontestan pemilu belum komunikasi) Ya nanti coba kami komunikasikan,” jelasnya.
Sementara, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengamini bahwa sikap Ganjar sejalan sikap partai politik berlambang kepala banteng moncong putih. Menurut Hasto, meski berada di luar pemerintahan, merupakan sikap kenegarawanan yang baik.
“Ya tentu saja (cerminkan sikap partai), karena ini merupakan sikap kenegarawanan, sikap yang sangat baik bahwa pemilu pun tidak pernah melunturkan sikap dari PDI Perjuangan, PPP, Perindo dan Hanura, dan Pak Ganjar dan Prof Mahfud di dalam berdedikasi, mengabdi kepada bangsa dan negara,” kata Hasto usai acara halal bihalal, Senin (6/5) malam.
Hasto menyatakan, banyak persoalan bangsa yang harus diselesaikan. Ia mencontohkan, masalah pangan, investasi, penciptaan lapangan kerja, hingga geopolitik harus diselesaikan seluruh komponen bangsa. “Itu lah energi yang akan diberikan,” tegas Hasto.
Hasto menegaskan, berakhirnya pesta demokrasi serentak 2024 tidak akan melunturkan komitmen untuk bersama-sama menjaga kedaulatan rakyat. Ia menyebut, meski tidak berada di pemerintahan ruang pengabdian terhadap masyarakat sangat luas.
“Menjaga Pemilu 2024 menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagaimana kedaulatan yang berada di tangan rakyat tidak boleh dirampas dengan cara apapun,” ucapnya. (jpg)