TANAHDATAR, METRO–Satu dari dua tersangka penganiayaan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor Ponorogo hingga tewas, ternyata merupakan remaja asal Kabupaten Tanahdatar berinisial MFA (18). Ia bersama rekannya IH (17) diduga menganiaya santri asal Palembang, AM (17) pada Sabtu (20/8) lalu.
Kdua tersangka yang merupakan ketua perlengkapan dari agenda perkemahan rutin menganiaya korban karena telah menghilangkan barang. Tak senang karena barang hilang, MFA bersama rekannya IH pun memanggil korban untuk mempertanggungjawabkan kehilangan.
Lantas keduanya memberi tindakan hukuman kepada korban AM dan dua saksi. IH memukul menggunakan patahan tongkat pramuka ke bagian kaki dan melakukan pukulan tangan kosong ke bagian dada. Sedangkan tersangka MFA memberi hukuman dengan cara menendang ke bagian dada.
Terkait MFA yang berasal dari Tanahdatar dibenarkan oleh Wali Nagari Padang Magek, Kecamatan Rambatan, Syafri Jamal. Ia menuturkan, MFA merupakan warganya yang terlibat dalam kasus penganiayaan santri di Ponpes Gontor.
“Benar MFA adalagi warga kami, saat ini sedang menghadapi masalah, kita tetap mendoakan agar ia diberikan jalan terbaik oleh Allah SWT,” kata Syafri, Rabu (14/9) saat ditemui di ruang kerjanya.
Menurut Syafri, ayah MFA adalah seorang pengasuh pesantren di Padang Magek, tetapi sudah wafat delapan tahun silam. Ibunya bernama Tantiani (48). MFA anak ketiga dari enam bersaudara. MFA saat ini berusia 18 tahun.
Ia menempuh pendidikan di Ponpes Gontor yang dibiayai oleh orang tua angkat atau pengasuh yang berdomisili di Bandung. Kakak sulung MFA bernama Fadila, yang nomor dua bernama Fitra, adik MFA yang nomor empat bernama Amanda, dibawahnya bernama Arsal.
Arsal saat ini berada di Yogyakarta. Kabarnya Arsal sudah hafis 30 jus. Sementara adik bungsu MFA sedang menjalani perawatan di sebuah RSU di Kota Batusangkar.
Saat ini Ibu MFA sedang merawat adik bungsunya. Ibunya belum tahu anaknya MFA ditimpa musibah, terang Syafri Jamal.
Dikatakan Syafri Jamal, saat ini pihaknya bersama warga nagari tengah mengupayakan yang terbaik buat MFA. Disebutkan, persoalan yang tengah membelit MFA sudah dilaporkan secara lisan ke Bupati Eka Putra.
“Bupati saat ini sedang berada di Surabaya. Bupati akan mengupayakan hal terbaik untuk MFA, ucap Syafri Jamal.
Menurut rencana pihak nagari akan mendatangi rumah kediaman orang tua MFA untuk menerangkan semua persoalan yang membelit anaknya. ”semoga orang tua MFA tabah dan menerima cobaan ini dengan baik,” kata Syafri Jamal.
Saat media ini mendatangi kediaman orang tua MFA. Rumah tersebut terlihat sepi. Tak satupun keluarga MFA dapat ditemui.
Seperti ramai diberitakan, kasus kekerasan yang menyebabkan satu santri Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor Ponorogo, Jawa Timur, meninggal dunia, terus diusut. Saat ini polisi sudah menetapkan 2 tersangka yang tak lain kakak kelas korban.
Atas penetapan tersangka tersebut Ponpes Gontor menyerahkan penanganan kasus ke polisi. Diketahui, kematian Albar Mahdi, santri asal Palembang, terungkap. Polisi kini sudah menetapkan dua tersangka, yaitu MFA santri asal Tanahdatar, dan IH santri asal Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Keduanya merupakan kakak kelas korban. (ant)