SOLSEL, METRO–Tragis. Tiga orang tewas saat melakukan penambangan emas secara ilegal di lokasi yang jauh dari permikiman di Jorong Talakik, Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan. Mereka tewas akibat tertimbun reruntuhan tanah di dalam lubang bekas galian penambangan.
Insiden itupun sontak membuat para penambang yang berada di lokasi langsung bahu-membahu melakukan penggalian secara manual untuk mencari keberadaan ketiga korban. Alhasil, satu jam kemudian, ketiga ketiga korban berhasil ditemukan, namun dalam kondisi tak bernyawa.
Setelah ditemukan, jasad ketiga penambang emas emas tradisional bernama Jazam (50), Syahrial (45), dan Juli Saputra (16) yang merupakan warga Jorong Koto Tuo Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari, Solok Selatan, dievakuasi ke rumahnya masing-masing.
Kapolsek Sangir Batang Hari, Iptu Dedy Syahputra mengatakan, insiden itu terjadi pada Selasa (19/7) sekitar pukul 15.00 WIB di Jorong Talakik, Nagari Ranah Pantai Cermin. Menurutnya, warga Nagari Ranah Pantai Cermin memang biasa menambang di lokasi tersebut dan menggantungkan kehidupan mereka dari tambang.
“Lokasi tambang tersebut berada jauh dari permukiman. Perjalanan sekitar satu jam jika dengan menggunakan kendaraan bermotor. Mereka menambang secara tradisional dengan menggunakan dulang. Jadi, bukan dengan menggunakan alat berat. Mereka mencari di lubang-lubang bekas galian lama. Lubang-lubang galian itu banyak, dan terletak di suatu hamparan yang luasnya kurang dari satu hektare,” kata Iptu Dedy.
Dijelaskan Iptu Dedy, warga mencari emas di dalam lubang-lubang bekas galian lama tersebut. Saat musibah itu terjadi, ketiga korban mengais-ngais tanah di bagian bawah sehingga menyebabkan tanah bagian atasnya longsor lalu menimbun ketiganya. Padahal, saat itu cuaca cerah dan tidak ada turun hujan.
“Keiga korban berada di lubang yang sama. Sementara, di lubang lainnya, juga ada warga lainnya yang menambang. Karena ada salah satu lubang yang longsor, warga dari lubang lainnya pun membantu mengevakuasi korban. Proses pencarian dan evakuasi bernagsung cepat. Sekitar pukul 16.00 WIB, ketiga korban sudah berhasil dievakuasi. Sekitar pukul 16.30 WIB, sudah sampai di rumah duka,” ujar Iptu Dedy.
Menurut Iptu Dedy, terkait kejadian itu, pihak keluarga menerima musibah yang merenggut tinga nyawa itu dengan ikhlas. Selain itu, pihak keluarga juga menolak dilakukan visum terhadap ketiga korban yang disertai dengan surat pernyataan. Sehingga ketiga korban langsung dikebumikan.
“Keluarga mereka menganggap kematian korban sudah merupakan resiko dari pekerjaan menambang. Jadi mereka tidak ada menuntut. Kalau pun menunut siapa yang mau mereka tuntut. Masyarakat di sana sudah maklum, sudah resiko mereka,” ungkapnya.
Dikatakan Iptu Dedy, pihaknya sudah sering memperingatkan bahkan sampai memberikan penindakan. Namun masyarakat mengeluh karena satu-satunya mata pencarian mereka dengan menambang emas di lokasi itu, walaupun sudah sering memakan korban jiwa.
“Sebenarnya kejadian ini adalah kejadian berulang, dulu juga pernah terjadi malahan sembilan orang meninggal akibat kejadian tersebut. Namun bagaimana lagi mereka mengatakan tidak memiliki pekerjaan lain bahkan tidak ada ladang untuk berladang, sehingga mereka memilih untuk menambang meski beresiko,” tukasnya. (tim)