SOLOK, METRO–Tragis, satu keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anaknya, terjebak di dalam rumahnya yang mengalami kebakaran di Jorong Aia Angek Sonsang, Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Senin (18/7) sekitar pukul 22.00 WIB.
Mirisnya, dalam musibah kebakaran itu, seorang balita berusia 18 bulan bernama Almaira tewas terpanggang di rumah semi permanen yang berada di area persawahan tersebut. Sedangkan ayah dan ibu dari bocah malang itu, Firdaus (32) dan Yuliana (30) berhasil dikeluarkan oleh warga dari dalam rumah.
Meski berhasil diselamatkan, kedua korban kondisinya juga sangat mengkhwatirkan. Saat di lokasi, kedua korban tergeletak lemas dengan tubuh yang melepuh terkena sambaran api yang membakar rumahnya. Kedua korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Dari informasi dihimpun, rumah semi permanen yang terletak di jorong Aia Angek Sonsang, Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok diketahui terbakar diketahui oleh warga ketika mengalami kebakaan. Pasalnya, rumah itu berada lumayan jauh dari kawasan permukiman dan berada di tengah sawah.
Warga sekitar baru mengetahui peristiwa kebakaran itu setelah api membesar membakar rumah milik Firdaus itu. Saat kejadian Firdaus bersama istrinya Yuliana dan anaknya Almaira yang masih berumur 18 bulan itu tengah tertidur pulas.
Warga yang melihat rumah korban terbakar langsung mendekati lokasi dan berupaya menolong korban. Di tengah kobaran api yang melahap bangunan rumah semi permanen dari bahan kayu itu, warga melihat pemilik rumah terjebak di dalam rumahnya.
Wargapun berupaya mengevakuasi korban yang sudah terlihat lemas itu. Nyawa pasangan suami istri itu berhasil selamat dari kobaran api yang terus membesar meski kedua korban mengalami luka bakat yang sangat serius.
Pasangan suami istri itu langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Namum naas bagi anak korban Almaira yang masih berumur 18 bulan itu nyawanya tidak tertolong karena mengalami luka bakar parah disekujur tubuhnya.
Warga bersama petugas pemadam kebakaran yang tiba di lokasi kejadian mengalami kesulitan memadamkan api lantaran rumah korban terletak jauh dan tidak ada jalan umum. Warga pun hanya bisa berupaya memdamkan api secara manual dengan menggunakan peralatan seadanya.
Tidak banyak yang bisa diperbuat warga dan api baru padam setelah seluruh bangunan rumah korban luluh lantak hangus terbakar. Setelah api padam, petugas kepolisian langsung melakukan olah TKP dan memasang police line di lokasi untuk kepentingan penyelidikan.
Kapolsek Gunung Talang, AKP Aam Hermayanto mengatakan, dari penyelidikan awal api diduga berasal dari lampu taplok yang terjatuh ke lantai. Kuat dugaan api begitu cepat membesar dan tidak diketahui oleh korban yang tengah tertidur pulas.
“Pemadaman api terpaksa dilakukan secara manual oleh warga akibat akses jalan menuju lokasi yang cukup sulit. Harus melewati pematang sawah sehingga mobil pemadam tidak bisa menuju lokasi kebakaran,” ungkap AKP Aam, Selasa (19/7).
Api baru bisa dipadamkan, kata Aam, sekitar satu jam dari kejadian. nyawa balita berusia 18 bulan itu bisa terselamatkan. Sedangkan orang tua laki-lakinya mengalami luka bakar serius, begitu juga yang perempuan.
“Korban meninggal dunia tidak dapat diselamatkan. Sedangkan kedua orangtuanya mengalami luka bakar yang serius. Untuk korban Firdaus mengalami luka bakar hingga 80 persen, sedangkan istrinya 50 persen. Kondisi kedua korban sangat mengkhwatirkan,” ujar AKP Aam.
Terpisah, Wali Nagari Cupak Fatmi Bahar juga membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, pascakejadian, Polisi sudah tiba di lokasi menyelidiki penyebab kebakaran.
“Iya benar ada korban jiwa seorang balita dan orangtuanya mengalami luka bakar. Memang rumah korban berada di tengah sawah yang lokasinya jauh dari kawasan permukiman penduduk,” ujarnya. (vko)