AGAM, METRO–Atlet paralayang asal Pekanbaru, Provinsi Riau, Galih Gani Irawan (16) yang sempat dinyatakan hilang di hutan kawasan Puncak Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, akhirnya ditemukan pada Sabtu (7/5) sekitar pukul 15.00 WIB.
Namun, saat ditemukan, korban sudah mengalami hypothermia karena suhu dingin di sekitar lokasi penemuan.dan lemas lantaran tidak mendapatkan asupan makanan hampir 24 jam di dalam hutan yang jauh dari permukiman warga. Setelah ditemukan, korban kemudian dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD Agam, Irman. Menurutnya, korban Galih ditemukan dalam kondisi lemas di dalam hutan kawasan Anak Aia Paudangan. Kondisi korban selamat, namun kelelahan dan lemas.
“Ditemukannya Galih setelah tim melakukan penyisiran menggunakan drone di lokasi yang diduga tempat pendaratan Galih. Awalnya tim menemukan parasut yang digunakan Galih, selanjut tim melakukan penelusuran di sekitar ditemukanya parasut atlet paralayang tersebut. Akhirnya, di sekitar parasut Galih, tim penyelamat dapat ditemukan korban dalam kondisi terduduk dan lemas,” ungkap Imran.
Sebelum ditemukan, Galih sempat dinyatakan hilang sejak Jumat (6/5). Ia kehilangan kontak dengan tim paralayang lainnya di lokasi wisata Puncak Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, sekitar pukul 15.00 WIB setelah memulai terbang pada pukul 11.00 WIB.
Saat itu diketahui cuaca dalam keadaan cerah dan angin berkecepatan sekitar 8 Km/jam. Namun, sekitar pukul 15.00 WIB, Galih kehilangan kontak dengan rekan-rekannya yang berada di daratan.
“Komunikasi terakhir pukul 18.30 WIB melalui sambungan HT. Korban dalam kondisi selamat namun keadaan korban tersangkut di pepohonan. Bahkan saudara Galih saat itu dapat mengirimkan titik koordinat melalui HT kepada rekan-rekan penerbang yang berada di Puncak Lawang,” ungkap Ketua Tim Pencarian BPBD Agam, Rinaldi, Sabtu (7/5).
Setelah mendapat laporan, BPBD Agam dikatakan Rinaldi langsung berkoordinasi dengan banyak pihak untuk melakukan pencarian terhadap korban. Termasuk menelusuri hutan di sekitar daerah Palembayan, tempat korban sempat menikmati paralayang.
“Langsung berkoordinasi dengan Basarnas Pasaman Barat dan Basarnas Limapuluh Kota untuk mencari keberadaan Galih Gani Irawan. Mereka bakal turun dalam pencarian. Sampai saat ini tim dengan jumlah sekitar 85 orang masih terus melakukan upaya pencarian,” imbuhnya.
Ditambahkan Rinaldi, pihaknya juga telah menghubungi seluruh wali nagari atau kepala desa adat di sekitar Danau Maninjau terkait keberadaan korban. Selain itu, juga menanyakan kepada warga apakah melihat paralayang turun di Danau Maninjau, titik di mana diperkirakan tempat mendarat paralayang.
Diceritakan Rinaldi, keesokan harinya, Sabtu (7/5), tim dengan kekuatan sebanyak 85 orang yang terdiri dari BPBD, Kepolisian, TNI, Pemerintah Nagari hingga masyarakat kembali melakukan pencarian pada titik koordinat yang sempat dikirimkan melalui HT. Tim menyisir wilayah hutan di sekitar Jorong Buayan Lawang, Nagari Lawang, Kecamatan Matur.
“Sekitar pukul 15.00 WIB keesokan harinya, atau 24 jam setelah dilaporkan hilang, tim berhasil menemukan korban dengan kondisi selamat. Memang tim sempat kesulitan melakukan evakuasi karena medan yang berat berada di dalam huta. Fisik Galih cukup lemah sesaat setelah ditemukan dan langsung dilarikan ke Puskesmas Matur,” ujar Rinaldi.
Sementara itu, mendapat kabar ditemukannya atlet asal Riau itu, Bupati Agam, Andri Warman langsung menuju Puskesmas Matur guna membezuk kondisi Galih. Bupati turut prihatin atas peristiwa yang menimpa Galih. Pihaknya berharap kondisi Galih bisa lekas pulih dan mendapatkan recovery secara intensif dari tenaga medis.
“Semoga Galih lekas pulih dan bisa segera kembali berkumpul dengan keluarga,” harap Andri.
Gagal Mendarat Gegara Kabut Tebal
Danlanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Andi Kustoro, SE menjelaskan, pada hari Jumat tanggal 6 Mei 2022, salah seorang atlet Paralayang Galih Gani Irawan warga Lanud Roesmin Nurjadin melaksanakan terbang solo paralayang sekitar pukul 11.00 WIB, dengan kondisi saat itu berkabut tipis dengan cuaca cerah.
“Sekira pukul 11.45 korban hendak landing kembali, tetapi tiba-tiba cuaca berkabut tebal dan hilang pedoman tempat mendarat. Kemudian pukul 11.50 korban melaporkan melalui handy talky (HT) bahwa korban tersangkut pada pohon, dan pukul 15.00 wib Korban melaporkan lowbatt HT dan handphone,” kata Andi Kustoro, Minggu (8/5).
Andi sebagai Ketua Umum FASI Riau membeberkan, pada saat kabut tebal melanda lokasi, sebagian pilot yang lain berusaha untuk landing. Namun saat landing salah korban tidak bisa melihat lokasi karena kabut tebal, komunikasi terakhir sekitar 18.30 melalui HT Freg 149.390.
“Pencarian pada waktu itu sempat dihentikan karena cuaca hujan. Kemudian, pada hari Sabtu, 7 Mei 2022, diperkirakan 24 jam korban berada di hutan, dibantu menggunakan drone kira-kira pukul 16.00 WIB korban kecelakaan Paralayang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, kemudian langsung dibawa ke Puskesmas Matur,” ulasnya. (pry)