Menurut pandangan agama orang yang cerdas itu kata Rasulullah adalah seseorang yang selalu mengingat akan kematian. Oleh karena ia tahu akan meninggalkan dunia ini maka yang perlu disiapkannya adalah bekal amal dan ibadah. Karena yang paling setia menemani kita kelak dikubur adalah amal dan ibadah tersebut. Ketika kita sudah meninggal nanti yang mengantarkan ke kubur ada tiga unsure yaitu keluarga, harta dan amal ibadah.
Setiap sesudah sholat kita selalu berdoa “Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirat hasanah, waqina adzabannar.” Artinya “Ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagian di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (Al-Baqarah: 201).” (HR Bukhari).
Ukuran kebahagiaan dunia yaitu tenang hatinya, tentram jiwanya, anak-anak patuh dan sholeh, rizki yang diterima berkah, jiwa dan raga sehat selalu serta terasa hidup ini bermanfaat untuk orang lain (Rahmatan lilalamiin). Kebahagiaan hidup akhirat yang selalu kita idam-idamkan itu ialah masuk surganya Allah.
Masuk ke surganya Allah perlu disiapkan beberapa persyaratan selaku seorang muslim dikutip dari firman Allah di dalam Alquran. Ada empat syaratnya, yakni, iman dan amal adalah dua sisi mata uang yang memiliki hubungan dan keterkaitan yang sangat erat, antara iman dan amal diibaratkan sebatang pohon. Iman adalah batangnya sedangkan amal adalah buahnya.
Orang yang beriman selalu menjaga gerak dan langkahnya dihadapan Allah, semakin kuat imannya maka semakin ia mawas diri, dan semakin banyak ibadah dan amal yang dikerjakannya seperti sholat, puasa, berzakat, berinfak, bersedekah, rizki yang diperoleh dibelanjakan dijalan sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.
Firman Allah dalam Alquran, artinya, “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya”. (Al-quran surat Albaqarah ayat 82).
Selanjutnya, berkorban dengan harta dan jiwa. Di zaman sekarang ini, jihad dengan jiwa sepertinya tidak diperlukan karena Islam jauh dari gangguan kemusyrikan, akan tetapi yang dibutuhkan adalah pengorbanan harta untuk memperbaiki kehidupan sosial ekonomi masyarakat islam, berupa zakat, infak, shodoqah, untuk fakir miskin dan orang-orang yang teraniaya, serta bantuan untuk pembangunan masjid, pesantren, majelis talim serta bantuan sosialnya yang bermanfaat untuk orang banyak.
Andaikan jihad ini sudah dilakukan, Allah berjanji sesuai dengan firmannya di dalam Alquran, artinya :”Wahai orang-orang yang beriman maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?. Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di surga di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung. (Surat As-Shaff ayat 10-12).
Syarat selanjutnya untuk masuk surga yakni, bertaubat. Bertaubat artinya kembali, yaitu ketika seseorang itu bertaubat ia kembali dijalan yang benar sesuai dengan tuntunan Al-quran dan Sunnah. Kalau kita sudah bertaubat Allah berjanji sesuai dengan firmannya, Yaaayyuhallazina âman tobû ilallâhi taubatan nasuha, ‘asâ rabbukum ay yukaffira ‘angkum sayyi`âtikum wa yudkhilakum jannâtin tajrî min tatihal-an-hâru. (Surat At-Tahrim ayat 8).
Kemudian, bertakwa. Secara harfiyah takwa artinya memelihara diri, para ulama sepakat memberikan definisi taqwa yang artinya adalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Bagi orang yang bertakwa Allah sediakan tempatnya kelak di surga. Sebagaimana Firman Allah: “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (Surat Ali Imran ayat 133).
Andaikan ke empat syarat ini sudah disiapkan ketika hidup di atas dunia ini kelak diakhirat Allah berjanji dimasukkan ke surganya, tinggal bagaimana kita mempersiapkan syarat-syarat itu agar kehidupan yang hakiki selamat dan penuh dengan kebahagiaan. (*)