DHARMASRAYA, METRO–391 warga Dharmasraya yang sebelumnya tergabung dalam kelompok Negara Islam Indonesia (NII), melakukan cabut baiat massal dan mengucapkan sumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kegiatan cabut baiat massal itu dilaksanakan di Kantor Bupati Dharmasraya, Rabu (27/4).
Dalam baiat masal ini, turut disaksikan langsung oleh Kadensus 88 AT Polri Irjen Pol Marthinus Hukom, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa P, Danrem 032 Wirabraja, Kabinda Sumbar, Bupati Dharmasraya, Kapolres Dharmasraya serta para tokoh masyarakat dan tokoh agama.
“Pada momentum sore ini bertepatan dengan bulan suci ramadan, mengucapkan syukur karena momentum ini juga sebagai forum silaturahmi, terutama mantan anggota NII yang hadir sore ini. Saya mengapresiasi kepada Gubernur Sumbar)yang mengeluarkan kebijakan dalam menyikapi terorisme, radikalisme dan intoleransi beberapa waktu terakhir, termasuk support dari Polda Sumbar dan jajarannya serta Bupati Dharmasraya,” kata Irjen Pol Marthinus Hukom, Rabu (27/4) di Auditorium kantor Bupati Dharmasraya.
Irjen Pol Marthinus menyebut, pihaknya hadir tidak saja sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai bagian dari anak bangsa untuk merangkul saudara-saudara kita yang mungkin diantaranya menjadi korban karena ketidaktahuan mereka.
“Pemerintah melakukan pendekatan kepada saudara kita yang melakukan penyimpangan, memahami suatu yang salah. Kami ingin duduk bersama merangkul dengan penuh kasih sayang,” terangnya.
Dengan duduk bersama tersebut kata Irjen Pol Marthinus, maka hal itu tentu menjadi lebih penting dari pada penangkapan, serta lebih penting dari pada penegakan hukum.
“Hari ini saya melihat kesadaran untuk bangkit bersama-sama menjaga NKRI ada disini. Jumlah paling besar hari ini yang dilakukan mantan anggota NII yang cabut baiat. Tiga bulan yang lalu, juga telah dilakukan pencabutan baiat massal yang dilaksanakan di Provinsi Lampung. Namun, jumlahnya hanya mencapai 120 orang,” katanya.
Kapolda Berikan Tenggat Waktu Cabut Baiat
Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa Putra mengatakan, pada kegiatan cabut baiat massal diikuti lebih kurang 400 warga. Sebelumnya, mereka terpapar aliran NII atau aliran radikalisme yang bertentangan degan ideologi bangsa dan kini mereka sudah menyatakan cabut baiat.
“Saya berharap, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, kepada anggota NII yang lainnya di Sumbar, untuk segera cabut baiat. Saya berikan kesempatan terutama di bulan ramadan ini. Saya berikan kesempatan sampai tanggal 20 mei bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, seluruhnya harus cabut baiat,” tegas Irjen Pol Teddy.
Menurut Irjen Pol Teddy, berdasarkan data yang sudah terekspos, jumlah anggota NII di Sumbar sebanyak 1.125 orang. Untuk itu, jika masih ada yang tidak cabut baiat sampai batas waktu yang sudah ditetapkan, pihaknya akan terapkan penegakan hukum negara sekeras-keranya.
“Kami bersama Kadensus, Danrem, Pemda, dan Forkopimda lainnya, sudah sepakat NKRI harga mati, pancasila harus dijunjung tinggi. Ancaman radikalimse dalam bentuk apapun, membuat situasi menjadi distabilitas dan meresahkan msayarakat. Teror dalam bentuk apapun, dalam eskalasi apapun, meresahkan masyarakat,” kata Irjen Pol Teddy.
Terlebih, dikatakan Irjen Pol Teddy, saat ini memasuki musim mudik lebaran. Menurutnya, orang Minang memiliki adat, budaya dan tradisi mudik lebaran. Sedangkan dua tahun belakangan, mudik dilarang pemerintah dan pada tahun ini mudik diperbolehkan, sehingga dampaknya pada tahun ini jumlah pemudik akan berlipat.
“Untuk itu, jaminan keamanan dan ketertiban harus benar-benar bisa diwujudkan, khususnya jajaran Polda dan Korem,” ujarnya.
Sementara, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Asnsharullah mengatakan, dalam mendorong baiat massal ini, pihaknya sudah menyurati bupati dan wali kota se Sumbar setelah melakukan pertemuan dengan Forkopimda, sehingga baiat massal bisa dilaksanakan di Dharmasraya.
“Mudah-mudahan daerah lain melakukan hal yang sama. Kita perlu semangat persatuan untuk menjunjung tinggi NKRI supaya menjamin pancasila terlaksana dalam kehidupan. Terkait sisa anggota NII yang belum cabut baiat, itu bupati dan wali kota segera melaksanakannya di lapangan. Seperti tenggat waktu yang diberikan Pak Kapolda tadi, harusnya menjadi semangat bagi kita bersama,” tutupnya.
Terpisah, Kapolres Dharmasraya AKBP Nurhadiansyah mengatakan, pascadilakukannya penangkapan oleh Densus terhadap beberapa warga yang masuk kelompok NII pada tanggal 26 Maret 2022 di Dharmasraya, masyarakat lainnya yang tergabung dalam pengajian tersebut merasa kebingungan. Sehingga, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan seluruh komponen di antaranya Forkopimda, serta dari Tim Densus 88 Polri untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang tergabung NII tersebut.
“Jumlah warga yang mengikuti baiat hari ini merupakan hasil penyelidikan Densus 88 Mabes Polri. Alhamdulillah hari ini mereka sepakat dari hati yang paling dalam untuk mencabut baiat. Namun, dari 391 yang bersedia dicabut baiat itu tidak semuanya hadir, karena sebagiannya adalah anak-anak dan ada juga yang berkebutuhan khusus,” kata AKBP Nurhadiansyah.
Dikatakan AKBP Nurhadiansyah, Polres bersama pemerintah Kabupaten Dharmasraya akan terus melakukan langkah-langkah mengajak anggota NII lainnya yang belum hadir hari ini untuk segera melakukan cabut baiat.
“Kami akan terus mengajak saudara kita yang lain untuk segera cabut baiat. Saya mewakili negara menyampaikan terima kasih kepada Gubernur, Kapolda Sumbar, Bupati Dharmasraya, dan tokoh masyarakat atas terlaksana pembaiatan massal ini,” ujarnya.
Sementara, Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan, atas nama pemerintahan daerah memyampaikan bahwa kegiatan baiat ini untuk mengajak masyarakat kembali setia ke NKRI. Ia berharap warga lebih selektif lagi dalam mengikuti kegiatan, agar dapat meningkatkan tatanan kehidupan bernegara serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
“Kami berharap semangat bagi kita untuk membangun Dharmasraya dan Indonesia, dengan rahmat dan ridho Allah. Jumlah yang cabut baiat ada 391 orang, tapi yang datang dalam kegiatan jumlahnya dua kali lipat, karena ada yang bawa keluarga dan ada juga yang ingin menyaksikan saja,” kata Sutan Riska.
Terpisah, di sela-sela pembaiatan salah satu mantan NII H (30) mengaku, sebelum menjadi anggota NII, sempat ada tamu yang datang ke rumah sebanyak dua kali. Namun, ia mengaku tidak tahu menahu terkait NII yang ternyata merupakan aliran radikalisme.
“Sebagai warga yang baik, orang datang ke rumah, ya kita terima dan tidak mungkin kita usir. Ternyata membawa aliran NII. Dengan adanya kejadian ini, saya dan keluarga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan penjelasan secara baik kepada kami terkait NII ini. Dan pastinya kami nyatakan setia kepada pancasila dan NKRI, “ pungkasnya. (gus)