Rumah Pijit Plus-plus di Bukittinggi Digerebek

Ilustrasi
BUKITTINGGI, METRO–Warga Kota Bukittinggi mengamuk Kamis (27/8) malam. Warung kopi yang ada di bawah Fly Over Aur Kuning, Bukittinggi diobrak-abrik hingga hancur. Warung itu disebut warga sebagai rumah transaksi seks dan dicurigai menyediakan cewek untuk melayani pijit plus-plus.
Berdasarkan pantauan POSMETRO, warung sederhana yang siangnya menyediakan jasa makan dan minuman, berantakan diamuk massa. Beberapa etalase pecah-pecah karena dipukuli dan dilempari dengan batu.Perabotan makan pecah-pecah. Untung saja, amukan warga bisa diredam. Kalau tak, pemilik warung mungkin juga dipukuli.
”Tempat tersebut diamuk massa setempat, karena terbukti menyediakan panti pijit plus-plus yang sudah beroperasi sekitar seminggu terakhir,” terang Mukhlis (48), Ketua RT/RW 03 Padang Gamuak, Kelurahan Tarok Dipo, Kecamatan Guguak Panjang.
Dituturkan Mukhlis, sebelum mengamuk, warga sudah melakukan pengintaian jauh-jauh hari.
”Dalam pengintaian diketahui kalau warung itu merupakan tempat transaksi seks. Ada perempuannya yang disediakan oleh pemilik warung,” sebut Mukhlis.
Puncaknya, pada Kamis (27/8), sekitar pukul 19.00 WIB, warga mengadukan hal itu padanya. Mendapat pengaduan itu, Ketua RT langsung mengutus salah seorang warga untuk masuk ke dalam warung menyamar sebagai pelanggan dan melakukan transaksi dengan wanita di dalam warung itu. Sementara puluhan masyarakat setempat serta beberapa orang anggota Satpol PP Bukittinggi menunggu di luar.
Setelah yang diutus masuk ke dalam dan sesuai ceritanya di luar akan transaksi untuk pijit plus-plus seharga Rp100 ribu, yang bersangkutan langsung keluar dan memberitahu pada Ketua RT serta masyarakat setempat. Tak ayal lagi, massa yang sudah naik pitam langsung mengobrak abrik tempat itu dan memecahkan etalase serta perabotan lainnya dan pekerja di dalam langsung diamankan digiring ke Satpol PP.
Sementara pengelola tempat itu langsung menghilang.
Pihak Polres Bukittinggi yang datang ke tempat itu langsung mengamankan dan menenangkan warga agar jangan sampai membakar tempat itu yang bisa menjalar ke bangunan lainnya sekitar itu.
Dari interogasi dua karyawan yang sudah diamankan yaitu Ratih (33) dan Junena (32) asli Jawa, kalau memang dipekerjakan di tempat itu semenjak dua minggu terakhir, dimana sebelumnya bekerja atau membuka praktek di Payakumbuh. Dalam penggerebekan tersebut juga diamankan sebuah tas hitam yang berisikan kondom dan pil KB. Setidaknya, dua wanita yang sudah terlihat tua itu, diamankan satu malam di Satpol PP Bukittinggi.
Kasatpol PP Bukittinggi Drs Syafrnir membenarkan, kalau masyarakat dan beberapa anggotanya sudah menggrebek warung yang menyediakan pijit plus-plus dan dia juga sudah mengantongi beberapa tempat lainnya di dalam kota Bukittinggi yang disinyalir merupakan tempat pijit plus-plus.
Untuk dua wanita yang sudah diamankan, pada Jumat (28/8) pagi, pihak keluarga dua wanita itu sudah datang dan segera dilepaskan setelah membuat pernyataan tidak akan beroperasi lagi di Bukittinggi. ”Kita juga sangat mengharapkan peran serta masyarakat untuk memberitahu tentang adanya praktek-praktek asusila itu,” tutur Syafnir. (wan)

Exit mobile version