PADANG, METRO
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Prabowo Subianto masih menjadi pilihan utama masyarakat Sumbar andai Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) digelar saat ini. Bahkan, angkanya juga fantastis dan seperti belum bisa tergeser oleh partai politik dan calon Presiden lain.
Setidaknya, hal itu terlihat dari survei yang dilakukan Spektrum Politika Institute, lembaga konsulting dan research center (konsultan dan pusat penelitian) di Sumbar sepanjang 10 sampai 15 September 2020 lalu. Mereka menamakannya dengan survei preferensi masyarakat tentang politik di Sumatra Barat (Sumbar).
Direktur Survei dan Data Spektrum Politika Institute Andri Rusta mengatakan, preferensi atau kecenderungan/kesukaan masyarakat tentang keadaan politik di suatu daerah sangat diperlukan untuk menyusun strategi dan program kerja partai politik ke depannya. Agar pada saat Pemilu mendatang dapat meraih hasilyang maksimal.
“Keadaan politik dalam pemilu berkaitan erat dengan popularitas, acceptabilitas dan elektabilitas tokoh partai, misalnya kinerja anggota DPR, dan ketokohan pemimpin partai. Untuk mengetahui preferensi politik tersebut, diperlukan sebuah riset ilmiah dalam bentuk survei opini publik kepada masyarakat di Sumbar,” kata Andri, Minggu (4/10) kepada wartawan.
Andri menyebutkan, dari hasil survei lembaga anggota Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) ini, Partai Gerindra masih menjadi partai pilihan utama masyarakat Sumbar dengan angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan partai lain, mencapai 27,96 persen. Angka ini bahkan lebih dari dua kali lipat partai di bawahnya yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) PKS 12,82 persen.
“Selanjutnya berturut-turut Partai Golkar 11,46 persen, Partai Demokrat 11,07 persen, PAN 5,05 persen, Partai NasDem 3,88 persen, PPP 2,72 persen, PDI P 2,14 persen, PKB 0,39 persen, Perindo 0,39 persen, Partai Garuda 0,19 persen, PKPI 0,19 persen, PBB 0,19 persen, PSI 0,9 persen, dan masih rahasia 21,36 persen,” kata kandidat Doktor Ilmu Politik ini.
Andri menegaskan, secara umum, hasil ini tidak begitu jauh berbeda dari Pileg 2019 lalu. Hanya posisi nomor tiga sekarang diambil alih oleh Partai Demokrat, di mana 2019 lalu didapatkan oleh PAN. “Ini adalah preferensi masyarakat Sumbar andai Pileg jika diadakan saat ini, atau saat kami melakukan pengambilan data pertengahan September 2020,” katanya.
Selain partai politik, kata Andri, mereka juga melakukan survei terkait elektabilitas calon Presiden dan wakil Presiden di Sumbar untuk 2024 mendatang. Secara khusus, Spektrum juga menganalisis posisi Prabowo sebagai pemenang Pilpres di Sumbar 2019 (mencapai 86 persen) dan potensinya maju kembali dalam Pilpres 2024 mendatang.
“Kami secara khusus juga menganalisis bagaimana hubungan Prabowo dan Sumbar. Kami mengajukan pertanyaan, apakah Prabowo Subianto masih sesuai untuk menjadi Presiden Indonesia pada Pemilu 2024 mendatang? Sebanyak 69 persen menjawab sesuai/pantas, 29 persen ragu-ragu dan 10 persen menyatakan tidak sesuai lagi,” kata Andri.
Pertanyaan selanjutnya, sebut Andri, jika memang Prabowo Subianto menjadi calon Presiden yang tetap akan diusung oleh Partai Gerindra, apakah responden akan memilihnya pada Pemilu 2024 mendatang? “Jawaban mereka masih tetap memilih Prabowo. Sebanyak 64 persen menyatakan iya, 26 persen ragu-ragu dan 10 persen tidak. Artinya, Prabowo masih memiliki kans menang besar di Sumbar 2024,” kata Andri.
Mengerucutkan pertanyaan tentang elektabilitas (tingkat keterpilihan) calon Presiden dan wakil Presiden 2024, Andri menyebutkan, Prabowo masih terlalu tangguh dan tidak ada lawannya di Sumbar. “Prabowo dipilih 56,5 persen, dilanjutkan Anies Baswedan 9,8 persen, Sandiaga Uno 7,5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,4 persen, Ridwan Kamil 1,6 persen dan Gatot Nurmantyo 1,2 persen,” ungkap Andri.
Sementara untuk bakal calon wakil Presiden, mantan Cawapres 2019 yang juga politisi Gerindra, Sandiaga Salahuddin Uno di angka 36,1 persen, Anies Baswedan 13,1 persen, AHY 7 persen, Ridwan Kamil 2,7 persen, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 2,1 persen dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 2 persen. “Sandiaga Uno masih menempati urutan tertinggi, meski bersaing ketat dengan mantan pasangannya di DKI, Anies Baswedan,” katanya.
Andri menjelaskan, sampel diambil dengan cara Multi Stage Random Sampling. Jumlah responden sebanyak 1.220 orang dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error (MoE) sebesar 2,9 persen. Unit sampling primer dari survei ini adalah Kabupaten/kota dengan jumlah sampel berkisar antara 20-200 orang yang tersebar secara proporsional di seluruh Kabupaten/Kota di Sumbar.
“Quality control dilakukan terhadap hasil wawancara yang dipilih secara random sebesar 60% dari total sampel. Responden adalah penduduk yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka (face to face) dan respon rate survei ini adalah 65%,” katanya.
Katanya, orang yang disurvei berasal dari latar belakang pekerjaan dan pendidikan yang berbeda. Seperti buruh perkebunan, buruh kasar/tukang, ibu rumah tangga, serabutan, tukang bengkel, karyawan swasta, pelajar/mahasiswa, pedagang, pensiunan, petani, sopir, PNS/guru, belum bekerja, pelaku UMKM, wiraswasta, tukang servis AC, listrik dan peralatan rumah tangga, penjahit, salon, nelayan, tukang ojek dan lainnya. (r)