NABI Hud As merupakan salah satu di antara 25 nabi. Ia berada pada urutan keempat setelah Nabi Adam As, Nabi Idris As, serta Nabi Nuh as.
Keberadaan Nabi Hud pun tidak terlepas secara langsung dari nabi sebelumnya, yakni Nabi Nuh. Lantaran beliau merupakan cucu Nabi Nuh As dari hasil keturunan Sam bin Nuh.
Jika melihat kisah Nabi Hud semasa hidup, beberapa hal yang bisa menjadi teladan bagi umat manusia saat ini adalah mempunyai akhlak yang mulia serta menghindarkan diri dari sifat sombong.
Berdasarkan kitab suci Al-Quran, Nabi Hud As yang wajib diimani tersebut dapat diketahui melalui surah Al-Fajr ayat 6-8 dengan firman Allah SWT yang artinya sebagai berikut: “Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad?. (yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain”.
Sebagai penjelasan, Nabi Hud As hidup di antara kaum A’ad yang tinggal di daerah dengan nama Al-Ahqaf. Atau sebuah tempat yang kini berada di utara Hadramaut, Yaman.
Ketika itu kaum A’ad sebenarnya hidup dengan penuh kemakmuran. Mereka memiliki keunggulan dalam beberapa bidang. Seperti peradaban yang bagus, air melimpah, harta dan ternak yang banyak, serta tanah yang subur.
Kendati demikian, kaum ini justru mengingkari terhadap adanya Allah SWT. Mereka menyembah berhala. Dua diantaranya bahkan diberi nama dengan sebutan Shamud dan Alhattar.
Berhala tersebut dianggap sebagai pemberi kebahagiaan oleh kaum A’ad. Selain itu, juga bisa menjadi alat untuk menolak segala kejahatan dan musibah.