Kemudian, Allah SWT mengutus Nabi Hud As untuk memberikan dakwah. Bukannya diterima, ajaran yang disampaikan sang Nabi agar kaum A’ad kembali menyembah Allah malah ditolak mentah-mentah.
Dikutip dari artikel dengan judul “Mengaca dari Kaum Sombong yang Ingin Saingi Tuhan” karya Muhammad Faizin via laman NU Online, mereka justru menantang Nabi Hud untuk membuktikan ucapannya.
Kaum A’ad ingin adanya azab dari Sang Maha Pencipta sebagai bukti. Artinya, mereka sudah mulai menunjukkan perilaku kesombongan dengan mengingkari adanya Allah SWT.
Melalui surah QS Al Haqqah ayat 6-8, dapat diketahui kisah berikutnya. Dalam firman-Nya, disebutkan bahwa: “Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus.
“Maka kamu liat kaum ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka,”. Demikian kisah berakhirnya kaum ‘Aad.
Akibat perilaku sombong dengan menantang Nabi Hud dan tidak mengakui kebenaran-Nya, Allah SWT akhirnya menurunkan azab berupa angin samun yang mampu membinasakan makhluk yang tidak beriman.
Sementara Nabi Hud As beserta sahabatnya dilaporkan berhasil lolos karena mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Usai situasi memungkinkan, mereka meninggalkan Al-Ahqaf dan menuju Hadramaut hingga menghabiskan usianya di tempat tersebut.
Beberapa poin yang bisa dipetik hikmahnya dari kisah nabi tersebut adalah mengenai akhlak kepada Allah SWT. Yaitu dengan cara beriman, beribadah, serta larangan untuk mempersekutukan-Nya. Pesan lainnya yakni beriman kepada rasul sebagai utusan dari Allah SWT. Hal itu bisa dilakukan melalui cara menaatinya, larangan menentang peringatan serta memfitnah para rasul. (**)