Pilkada 2020, Mahasiswa Berpendapat

Oleh :
Nofri Duino Zora,
mahasiswa Sastra Minangkabau
Universitas Andalas

Sebentar lagi pesta demokrasi di wilayah Sumatera Barat akan dimulai. Beberapa pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur, serta kepala daerah, saat ini mulai mengambil hati masyarakat untuk bisa mendapatkan kedudukan. Tahun 2020 merupakan masa jabatan gubernur dan kepala daerah yang di Sumatera Barat habis, dan tentunya akan dipilih kembali gubernur yang baru dan juga kepala daerah yang baru.

Poster, baliho, dan spanduk telah bertebaran di sepanjang jalan, nampaknya persaingan semakin kuat. Para politisi saling memberikan sebuah keyakinan kepada masyarakat jika ia siap memimpin periode mendatang, kasarnya mereka mengatakan janji-janjinya. Kandidiat yang mencalonkan berasal dari berbagai kalangan, mulai dari politisi, tokoh masyarakat, artis, dan bahkan hingga dari Polri. Tujuan mereka tak lain dan tak bukan hanyalah untuk kemajuan Sumatera Barat kedepan. Berbagai cara telah dilakukan oleh para peserta pilkada untuk mengambil simpati masyarakat.  Kita berharap tentunya, pikada tahun ini berjalan dengan LUBERS dan JURDIL, sesuai dengan azas-azas yang terkadung dalam pemilu.

Tentunya harapan masyarakat tidak hanya sebatas siapa yang menang, karena ini bukan ajang perlomban, siapa yang kuat ia menang. Dan ini juga bukan pencabutan lotre, tetapi harapan masyarakat adalah pasangan gubernur dan wakil gubernur dan kepala daerahnya bisa memajukan sumbar kedepan, mereka yang religius dan bertanggung jawab terhadap amanahnya.

Sumatera Barat sebagai daerah berpenduduk 5,4 juta jiwa dengan 19 kabupaten dan kota Sumbar memiliki APBD Rp7,3 triliun pada 2020. Dengan pertumbuhan ekonomi 5,16 persen,  persentase penduduk miskin hingga Maret 2019 6,42 persen, tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2019 5,33 persen. Sumatera Barat memiliki angka Indeks Pembangunan Manusia 71,73 atau berstatus tinggi.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS)  Sumbar kualitas kehidupan warga Sumatera Barat meliputi aspek kesehatan, pendidikan hingga pemenuhan kebutuhan hidup terus meningkat. Untuk angka harapan hidup saat lahir di Sumbar telah mencapai 69,01 tahun yang  artinya setiap bayi  lahir  punya harapan hidup hingga usia 69 tahun. Sementara harapan lama sekolah di Sumbar telah mencapai 13,95 yang artinya anak-anak di Sumbar berpeluang menamatkan pendidikan hingga lulus diploma dan rata-rata lama sekolah mencapai 8,76 tahun atau setara dengan kelas II SMP. Kemudian pengeluaran per kapita warga Sumbar mencapai Rp10,63 juta per tahun.

  Kendati pelaksanaan pilkada masih kurang lebih tujuh bulan lagi sejumlah nama telah  mulai melakukan sosialisasi. Tampaknya persaingan mendapatkan kursi nomor satu di Sumbar sangat ketat, karena semua kandidat berasal dari kalangan yang luar biasa. Ini merupakan sebuah tantangan juga bagi masyarakat untuk menentukan hak pilihnya.

Setiap ada pemilihan umum ataupun  Pilkada, yang namanya Money politik mungkin tetap ada, namun bisa disamarkan, hal ini tergantung oleh masyarakat yang ada, jika masyarakat tidak terbuai oleh rayuannya maka Money politik itu tidak akan terjadi. Kita sebagai warga yang baik, sebaiknya kita menggunakan hak pilih kita dengan baik pula, karena pilihan kita menentukan masa depan bangsa.

Mahasiswa hendaknya sebagai contoh bagi masyarakat, karena peran mahasiswa sangat besar dalam kemajuan bangsa dan negara. Kritikan dari mahasiswa mampu membuat roda pemerintahan Indonesia ini menjadi lebih baik. Dalam pemerintahan daerah Sumatera Barat, tentunya mahasiswa terlibat dalam Pilkada mendatang, mahasiswa juga sebagai penentu dari pemerintahan selanjutnya, karena jumlah mahasiswa saat ini tidaklah sedikit.

Harapan masyarakat adalah agar terselenggaranya Pilkada dengan baik dan setiap masyarakat yang wajib pilih, bisa menggunakan hak pilihnya sebagaimana semestinya.

Sebagian masayarakat masih belum mengetahui siapa yang akan di pilihnya, bahkan ia belum mengenal tentang kandidat calon gubernur dan wakil gubernur mendatang. Ini merupakan sebuah kerugian bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Semakin lama calon gubernur dan wakil gubernur untuk tidak bersosialisasi bersama masayarakat, maka akan sangat kecil kemungkinan masyarakat untuk memilihnya.

Mari kita sukseskan Pilkada di tahun 2020 ini, dengan mengguanakan hak pilih sebagai warga negara, dan juga sebagai masyarakat yang baik tiada salahnya kita mengawasi pelaksanaan Pilkada di tahun 2020 ini. (rel)

Exit mobile version