Hadapi Pilkada Serentak 2024, Also Harapkan Demokrasi yang Berkualitas dan Berintegritas

PADANG, METRO–Sebanyak 37 Provinsi serta 508 Kabupaten kota yang tersebar di seluruh Indonesia akan menyelenggarakan pilkada serentak 2024, dan perhelatan ini rencananya akan digelar pada Rabu, (27/10) mendatang.

Menyikapi pesta de­mokrasi ini, politisi senior Partai Golkar, Dr H Alirman Sori SH MHum MM yang juga merupakan anggota DPD RI, daerah pemilihan Sumbar, sampaikan pendapatnya.

“Perhelatan pilkada se­rentak diseluruh Indonesia itu diharapkan dapat me­wu­judkan demokrasi yang berkualitas dan berintegritas. Maka dari itu, harus ada sinegritas dan kolaborasi antar semua stakeholders” kata Alirman Sori, Rabu (17/4).

Menurut Alirman Sori, terwujudnya demokrasi yang berkualitas dan berintegritas tentunya harus ada sinergitas dan kolaborasi semua stakeholders yaitu penyelenggara KPU, Bawaslu, calon dan ma­sya­rakat sebagai pemegang kedaulatan rakyat.

Disebutkan, sebagai penyelenggara, KPU dan Bawaslu harus profesional dan proporsional. Wajib menjalankan mandatori fungsi, tugas dan kewenangan sesuai ketentuan ka­edah peraturan perundang-undangan.

“Tidak boleh berpihak kepada salah satu calon dan harus netral menegakan prinsip yang berkeadilan dan tidak boleh ikut-ikutan menjadi player,” tegas Alirman Sori yang akrab disapa Also ini.

Penyelenggara, jelas dia lagi, adalah orang terpilih yang diberi amanah untuk menjalankan tanggungjawab secara lurus sesuai sumpah dan janji yang diucapkan.

Begitu juga calon-calon yang akan bertarung atau berlaga di ring demokrasi mesti menjadi petarung yang ksatria dan jujur dalam menyampaikan visi dan misi yang ditawarkan kepada masyarakat, tambah Alirman Sori.

“Bukan bualan dan janji-janji manis, karena kepala daerah adalah eksekutorial kebijakan di daerah, dan kebijakan yang dibuat berdampak langsung terhadap masyarakat. Apabila kebijakan yang dibuat salah akan dirasakan guncangannya oleh ma­sya­rakat,” tukas Alirman Sori.

Dia melanjutkan, ma­sya­rakat sebagai pemegang kedaulatan demokrasi dalam sistem pemilihan langsung harus menjadi pemilih yang egaliter dan berintegritas dalam mewakafkan suara kepada calon kepala daerah.

Senator ini juga mengatakan, yang perlu disadari bahwa satu suara yang diberikan sangat berarti, salah mewakafkan suara berisiko untuk lima tahun ke depan.

“Tapi benar-benar wa­kaf suara yang ikhlas, tanpa berharap imbalan, yang diharapkan dari yang didu­kung terpilih dapat menja­lankan amanah dengan se­baik-baiknya,” ucap Also lagi.

Dia melanjutkan, saat ini bisa dikatakan demo­kra­si sudah diambang kematian dan ibarat sakit sudah stadium 4, hanya keajaiban yang ditunggu. Hal ini dikarenakan oleh penjajal demokrasi untuk kepentingan sesaat, yang kemudian memporak porandakan kotak panroda demokrasi.

“Jadi, tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan, jangan sampai kita korbankan ma­sa depan untuk kepentingan sesaat dan para kandidat, sampaikanlah Visi dan Misi yang realistis, bukan Visi Misi yang membual alias janji manis,” ujar Alirman Sori.

Dirinya juga mengajak semua komponen agar bersama-sama introspeksi diri, jangan sampai tergadai integritas dengan pemberian sembako dan uang yang hanya berjumlah seki­tar Rp200 ribu saja. (fer)

Exit mobile version