Langkah Megah Khofifah

image description

Oleh: Reviandi

Jawa adalah kunci. Jawa adalah kunci. Jawa adalah kunci. Karena memang demi­kian­lah kita Indonesia. Bukan bermaksud rasis atau sejenisnya, tapi begitulah demokrasi kita. Begitu sistem kita. One man one vote. Sekaya apapun, sehebat apapun, suara kita tetap dihitung satu. Pandai-pandai lagi mencari tambahan.

Penduduk di Pulau Jawa memang sangat banyak dan padat. Meski sudah jadi tempat urbanisasi sejak zaman kemerdekaan, tapi suku Jawa Asli juga tak bisa diremehkan, mayoritas. Mereka juga sudah bertransmigrasi ke Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi sampai Papua. Lebih dari 60 persen orang Indonesia adalah “Jawa.”

Tak heran kalau banyak para komika (stand up commedian) yang menyebut, susah-susah jadi orang hebat di Indonesia, kalau tak orang Jawa tak bisa jadi Presiden. Jadi, memang Jawa adalah kunci. Karena itu disebut tiga kali di awal tulisan. Ada tiga Jawa yang menjadi kunci, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Beberapa hari terakhir, Gu­bernur Jawa Timur (Jatim) Kho­fifah Indar Parawansa men­jadi trending topik. Bahkan hampir mengalahkan isu de­bat yang seperti kian di­buat-buat. Kata Presiden Jokowi seperti drama Korea alias Drakor. Khofifah mengambil langkah megah dengan menyatakan mendukung pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Hal itu setelah Gubernur Jatim itu mengisi posisi juru kampanye nasional atau Jurkamnas Prabowo-Gibran.

Surat keputusan Khofifah diteken Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani Rabu (10/1/2024). Melalui pernyataan Rosan, diketahui Khofifah sekaligus ditempatkan di struk­tur Dewan Pengarah TKN. Rosan mengaku amat bersyukur atas bergabungnya Khofifah. Bahkan langsung mematok kemenangan besar di wilayah Jatim dengan perolehan suara 65 persen.

Langk­ah Khofifah memang sangat ditunggu. Melihat dua Jawa lainnya sudah dipatok pasangan Capres. Seperti Jawa Barat (Jabar) yang mantan Gubernurnya Ridwan Kamil juga sudah bersama Prabowo-Gibran. Dipastikan RK akan menjadi bagian kabinet jika Prabowo-Gibran menang. Atau paling tidak kembali bertarung dan didukung penuh di Pilgub Jabar 2024 karena masih satu periode.

Sementara Jawa Tengah (Jateng) pastinya dikuasai oleh Ganjar Pranowo yang dua periode menjadi Gubernur. Ja­teng sejak lama juga terkenal sebagai kandang banteng—PDI Perjuangan. Saat ini, Gibran yang masih menjadi Wali Ko­ta Solo juga maju sebagai Ca­wapres. Yang pastinya akan sedikit mengganggu ke­dig­­da­yaan Ganjar-Mahfud MD jelang Pilpres 2024

Setelah dua Jawa, Jatim menjadi kunci selanjutnya. Banyak yang menyebut itu daerah PKB. Dan pasti akan all out kepada Anies Bas­we­dan-Muhaimin Iskandar. Ka­rena Muhaimin adalah Ketua Umum PKB. Tapi dengan penetapan posisi Khofifah, agak berat langkah Paslon nomor urut 1. Karena Gerindra dan Demokrat juga partainya orang Jatim.

Jika posisi Jatim sekarang merapat kepada Prabowo-Gibran, mungkin saja ini kunci lainnya bagi Pilpres. Bisa saja tambahan lonjakan suara akibat deklarasi Khofifah cukup untuk Pilpres satu putaran. Karena saat ini hampir semua lembaga survei menempatkan pasangan nomor urut 2 ini unggul sampai 45 persen jauh di atas Ganjar-Mahfud dan Anies-Imien di angka 20-an persen saja.

Khofifah yang masih menjabat Gubernur Jatim sampai pertengahan 2024 sedikit banyak akan berpengaruh kepada pergeseran suara di Jatim. Apalagi, wakilnya Emil Dardak juga akan berada di sisi Prabowo. Dia adalah Ketua DPD Partai Demokrat Jatim yang sejak awal meyakini Jatim adalah kunci kemenangan Prabowo-Gibran. Khofifah-Emil Dardak akan menjadikan Jatim lumbung suara Prabowo.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirk Umam mengatakan, target TKN tersebut memang tidak muluk-muluk bila melihat latar belakang Khofifah. Sebab, menurut Umam, keberadaan Khofifah memang bisa mendorong elektabilitas Prabowo-Gibran.

“Dukungan politik Gubernur Jawa Timur Khofifah jelas akan memboosting elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Timur, yang selama ini menjadi medan pertarungan terbuka sekaligus menentukan potensi kemenangan Pilpres mendatang,” kata Umam.

Umam menyampaikan, salah satu simpul kekuatan politik Jawa, khususnya Jawa Timur adalah basis pemilih Nahdliyyin. Dukungan Kho­fi­fah pada Prabowo-Gibran, menurut dia, akan membantu mengonsolidasikan simpul-simpul kekuatan politik Nahdliyyin untuk mempertebal kekuatan elektoral Prabowo-Gibran di Jawa Timur.

Di sisi lain, pergerakan TKN Prabowo-Gibran dengan bantuan Khofifah tersebut tentu akan membuat repot Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang tengah melakukan upaya serupa untuk peme­na­ngan pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) Wawan Sobari menyatakan, keputusan Khofifah sangat berkaitan dengan rekomendasi partai-partai di koalisi TKN yang mengusung Khofifah kembali maju di Pilgub Jatim 2024. Keempat partai tersebut antara lain Gerindra, PAN, Demokrat, dan Golkar.

Sehingga, Wawan tak ter­kejut kala Khofifah secara terbuka melabuhkan dukungan politik kepada Prabowo-Gibran.

“Sejak Desember akhir sudah kuat sebenarnya, kenapa? Karena Partai Gerindra dan PAN adalah dua partai pendukung Prabowo yang pertama kali sudah memberikan dukungan secara tertulis menyatakan dukungan kepada Bu Khofifah maju di Pilgub 2024,” ujar Wawan.

Dosen Ilmu Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, mengatakan, dukungan yang diberikan Khofifah untuk capres-cawapres nomor urut 2 berhubungan dengan majunya Khofifah di Pilkada Jatim. “Akhirnya Khofifah mengakui secara terbuka bergabung di akhir sesi setelah berhitung banyak hal,” kata Surokim.

Tak perlu banyak analisa lagi sebenarnya. Khofifah sejak awal sebenarnya sudah mendukung Prabowo-Gibran. Dia meyakini masa jabatannya akan habis 31 Desember 2023 dan segera deklarasi. Tapi karena dikabulkannya gugatan kembali ke masa jabatan awal oleh Mahkamah Konstitusi (MK), saat Pemilu/Pilpres 2024 dia masih berstatus Gubernur. Makanya deklarasi dilakukan di awal Januari 2024 pascapulang dari umroh.

Khofifah bukan orang sem­barangan. Dia pernah jadi Menteri dan pernah ber­kali-kali kalah menjadi calon Gubernur. Barulah 2018 dia memenangkan setelah tumbang 2008 dan 2013. Setidaknya, ini kerap jadi bahan inspirasi bagi calon-calon yang berulang kali kalah, termasuk Prabowo yang disebut punya kans besar hari ini.

Seperti kata Winston Chur­chill, Negarawan dan Peraih Nobel sastra (1953) dari Inggris, “Dalam perang Anda hanya bisa terbunuh sekali, tapi dalam politik Anda bisa mati berkali-kali.” Khofifah adalah bukti, kalau mati berkali-kali juga kunci. Kalau pantang menyerah, akan ada waktu untuk menang. (Wartawan Utama)

Exit mobile version