“Dukungan politik Gubernur Jawa Timur Khofifah jelas akan memboosting elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Timur, yang selama ini menjadi medan pertarungan terbuka sekaligus menentukan potensi kemenangan Pilpres mendatang,” kata Umam.
Umam menyampaikan, salah satu simpul kekuatan politik Jawa, khususnya Jawa Timur adalah basis pemilih Nahdliyyin. Dukungan Khofifah pada Prabowo-Gibran, menurut dia, akan membantu mengonsolidasikan simpul-simpul kekuatan politik Nahdliyyin untuk mempertebal kekuatan elektoral Prabowo-Gibran di Jawa Timur.
Di sisi lain, pergerakan TKN Prabowo-Gibran dengan bantuan Khofifah tersebut tentu akan membuat repot Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang tengah melakukan upaya serupa untuk pemenangan pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) Wawan Sobari menyatakan, keputusan Khofifah sangat berkaitan dengan rekomendasi partai-partai di koalisi TKN yang mengusung Khofifah kembali maju di Pilgub Jatim 2024. Keempat partai tersebut antara lain Gerindra, PAN, Demokrat, dan Golkar.
Sehingga, Wawan tak terkejut kala Khofifah secara terbuka melabuhkan dukungan politik kepada Prabowo-Gibran.
“Sejak Desember akhir sudah kuat sebenarnya, kenapa? Karena Partai Gerindra dan PAN adalah dua partai pendukung Prabowo yang pertama kali sudah memberikan dukungan secara tertulis menyatakan dukungan kepada Bu Khofifah maju di Pilgub 2024,” ujar Wawan.
Dosen Ilmu Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, mengatakan, dukungan yang diberikan Khofifah untuk capres-cawapres nomor urut 2 berhubungan dengan majunya Khofifah di Pilkada Jatim. “Akhirnya Khofifah mengakui secara terbuka bergabung di akhir sesi setelah berhitung banyak hal,” kata Surokim.
Tak perlu banyak analisa lagi sebenarnya. Khofifah sejak awal sebenarnya sudah mendukung Prabowo-Gibran. Dia meyakini masa jabatannya akan habis 31 Desember 2023 dan segera deklarasi. Tapi karena dikabulkannya gugatan kembali ke masa jabatan awal oleh Mahkamah Konstitusi (MK), saat Pemilu/Pilpres 2024 dia masih berstatus Gubernur. Makanya deklarasi dilakukan di awal Januari 2024 pascapulang dari umroh.
Khofifah bukan orang sembarangan. Dia pernah jadi Menteri dan pernah berkali-kali kalah menjadi calon Gubernur. Barulah 2018 dia memenangkan setelah tumbang 2008 dan 2013. Setidaknya, ini kerap jadi bahan inspirasi bagi calon-calon yang berulang kali kalah, termasuk Prabowo yang disebut punya kans besar hari ini.
Seperti kata Winston Churchill, Negarawan dan Peraih Nobel sastra (1953) dari Inggris, “Dalam perang Anda hanya bisa terbunuh sekali, tapi dalam politik Anda bisa mati berkali-kali.” Khofifah adalah bukti, kalau mati berkali-kali juga kunci. Kalau pantang menyerah, akan ada waktu untuk menang. (Wartawan Utama)