Oleh: Reviandi
SUMATERA Barat (Sumbar) menampilkan dinamika politik yang menarik, di mana pilihan politiknya seringkali berbeda dengan mayoritas masyarakat Indonesia. Dalam Pilpres, Sumbar menjadi medan perjuangan yang menarik perhatian, terutama bagi Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan. Kita akan coba ulik potensi dukungan dan tantangan yang dihadapi Anies di Sumbar.
Meskipun Sumbar hanya memiliki 4 juta pemilih, jauh berbeda dengan provinsi-provinsi besar di Pulau Jawa, Anies memiliki peluang terbuka di sana. Persaingan dengan Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, menjadi sorotan utama, sementara Ganjar Pranowo diprediksi sulit mendapatkan suara signifikan.
Awalnya, Anies dianggap bakal menang besar seperti Prabowo 2014 dan 2019. Tetapi koreksi dari lembaga survei mengindikasikan perlawanan yang cukup berat dari Prabowo. Bahkan, ada laporan bahwa persaingan di Sumbar antara Prabowo dan Anies sudah berimbang. Meski belum ada lembaga survei yang menyatakan terang, berapa angka-angkanya.
Meskipun secara nasional Anies-Muhaimin masih menduduki posisi buncit dalam survei, Anies tetap menegaskan Sumbar sebagai basisnya. Kunjungannya ke Tanahdatar dan Kota Solok hari ini khususnya untuk berinteraksi dengan kaum Gen Z, milenial dan petani, menunjukkan strategi kampanye yang semakin matang. Anies yakin, dukungan Sumbar besar kepadanya.
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Anis-Muhaimin (AMIN) Sumbar, Rahmat Saleh, menjelaskan keistimewaan Tanahdatar dan Kota Solok sebagai lokasi kampanye Anies. Dalam kunjungannya yang pertama sebagai Capres, Anies berfokus pada diskusi dengan anak muda dan interaksi dengan petani, menunjukkan kesadaran akan potensi dukungan di sektor tersebut.
Dalam konteks pembangunan, Sumbar pasti menjadi prioritas, meskipun beberapa proyek nasional menghadapi kendala internal. Anies, dengan keyakinannya, mencoba memastikan Sumbar sebagai basisnya, meskipun menyadari tantangan nasional yang dihadapinya. Berat untuknya kali ini.
Kunjungan Anies di Sumbar tentu saja menjadi peluang bagi para politisi yang mendukungnya untuk mendapatkan elektoral. Efek ekor jas kata pengamat. Setidaknya, dapat berfoto bersama Anies dapat menjadi alat peraga politik yang efektif, terutama bagi calon anggota legislatif (Caleg) yang ingin memperkuat citra kedekatannya dengan pilihan masyarakat Sumbar.
Penting untuk melihat dampak kunjungan Anies terhadap tingkat survei di Sumbar. Apakah kunjungan ini akan meningkatkan popularitasnya dan membantu Caleg dari partai pendukungnya mendapatkan tambahan suara? Atau mungkin kunjungan ini lebih bermaksud untuk mendapatkan simpati, meskipun Anies menyadari bahwa secara nasional posisinya cukup berat.
Kita dapat menilai apakah strategi kampanye Anies di Sumbar dapat membuat tingkat surveinya semakin tinggi. Faktor lokal dan keistimewaan daerah yang dipilihnya untuk kunjungan, yaitu Tanahdatar dan Kota Solok, menunjukkan pemahaman yang baik akan dinamika masyarakat Sumbar.
Melalui kunjungan ini, Anies berusaha membangun kedekatan lebih dengan masyarakat Sumbar, yang telah terjalin sejak kunjungan-kunjungan sebelumnya. Meskipun baru perdana datang sebagai Capres, Anies memiliki riwayat kunjungan yang memperkuat ikatan dengan Sumbar.
Dalam perspektif lebih luas, Sumbar tetap menjadi salah satu fokus pembangunan nasional. Meskipun beberapa proyek mengalami hambatan, termasuk masalah internal seperti pembebasan tanah, Sumbar masih dianggap sebagai prioritas pembangunan.
Anies sendiri mengakui bahwa Sumbar adalah daerah yang dia harapkan. Namun berat secara nasional, dengan rata-rata lembaga survei menempatkannya di posisi terakhir. Posisi ini membuatnya rawan tidak masuk putaran kedua, jika pemenang tidak mampu memimpin di atas 50 persen suara pada putaran pertama.
Dengan langkah realistis, Anies tidak mengincar kemenangan satu putaran, tetapi lebih fokus untuk memastikan maju ke putaran kedua. Dia meyakinkan memiliki ilmu dan strategi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan begitu, kunjungan Anies di Sumbar tidak hanya menjadi sorotan politik lokal tetapi juga mencerminkan dinamika perhelatan politik nasional yang memerlukan strategi adaptif dan pemahaman mendalam terhadap karakteristik setiap daerah.
Anies mungkin paham, perantau Sumbar atau Minang itu banyak. Datang ke Sumbar, bisa membuat “agen-agen” perantau membantunya juga sukses di daerah-daerah perantauan orang Minang. Karena berbagai survei mengatakan Anies adalah pilihan utama suku Minang di Indonesia. Bukan di Sumbar saja.
Apapun itu, Anies adalah calon pemimpin kita. Menang atau kalah, dia sudah sampai di titik di mana selangkah lagi menjadi Presiden. Buya HAMKA pernah berkata, “Seorang pemimpin sejati adalah mereka yang memberikan inspirasi, bukan intimidasi; yang memimpin dengan hati nurani, bukan kekuasaan semata.” Anies mungkin bagi sebagian orang bisa mewakili ini. Setidaknya dia pernah jadi Gubernur DKI Jakarta, terlepas sukses atau tidak dan pro-kontranya. (Wartawan Utama)