Andre lah anggota DPR yang selalu turun, setiap apapun yang terjadi di kota bingkuang. Mulai dari berbagai sembako, masker, hand sanitizer, bantuan UMKM, bantuan orang sakit, bantuan rumah rusak, bedah rumah, dan bantuan perbaikan masjid, mushalla, sekolah, pesantren dan lainnya. Dia seperti tak mementingkan siapa yang dibantu, baik dari partai lain, ormas berbeda, yang penting bantuan sampai.
Itu pulalah mungkin yang terasa saat para surveyor Spektrum Politika yang mayoritas dari Universitas Andalas (Unand) Padang turun ke masyarakat. Karena, Direktur Riset Spektrum Politika Andri Rusta mengatakan, survei digelar 20-24 November 2023. Sampel berjumlah 1.300 sampel, dengan primary sampling unit di 11 Kecamatan di Kota Padang.
Margin of error sebesar + 2,7 % dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Quality control dilakukan dengan metode phonecheck (50%) dan spotcheck secara acak sebanyak 20% dari total sampel. “Hasilnya seperti yang kita duga sebelumnya. Andre Rosiade paling tinggi dipilih di Kota Padang. Bahkan, tingkat keterpilihan spontan atau elektabilitas top of mind mencapai 20,9 persen. Sedangkan elektabilitas dengan kartu bantu sangat fantastis, sampai 28 persen,” katanya.
Andri mengatakan, 20,9 persen memilih Andre, artinya adalah masyarakat Kota Padang akan memilih Andre Rosiade tanpa ada intervensi apa pun sudah mencapai jumlah itu. “Kenapa begitu? Selain karena faktor Andre Rosiade yang incumbent, faktor lainnya adalah karena kinerja selama menjabat terlihat di mata masyarakat. Masyarakat menganggap Andre Rosiade memiliki kinerja yang sangat baik,” kata Andri Rusta.
Sementara angka 28 persen itu juga mengkonfirmasi kalau Andre Rosiade juga sangat diterima oleh publik Kota Padang. Karena juga sangat aktif menyapa masyarakat melalui media sosial dan menyosialisasikan kegiatan yang dilakukannya ke masyarakat. “Jadi, ini adalah cerminan masyarakat Kota Padang saja, tidak di Dapil Sumbar 1 secara umum yang terdiri dari 11 Kabupaten dan Kota,” kata Andri.
Andre Rosiade memang jauh unggul dari Caleg DPR RI lainnya yang punya basis di Padang. Di posisi dua ada mantan Wali Kota Padang Fauzi Bahar dengan 9,2 persen, putra anggota DPR RI dari PAN Asli Chaidir, Dean Asli Chaidir 4,6 persen, anggota DPRD Sumbar dari PKS Rahmat Shaleh 2,3 persen, Ketua PDIP Sumbar Alex Indra Lukman 2,0, Anggota DPRD Sumbar dari Demokrat Suwirpen Suib 1,5, dan Anggota DPR RI dari PAN Athari Gauthi Ardi 1,1 persen. Nama-nama lainnya di bawah satu persen.
Menariknya, kata Andri Rusta, jika masih menggunakan kartu bantu, partai yang akan dipilih oleh warga Padang dikaitkan dengan DPR RI juga sangat timpang. Partai Gerindra paling unggul dengan 31,70 persen, disusul Partai NasDem 14,4 persen, PKS 10,2 persen, PAN 8,2 persen, Demokrat 4,2 persen, PDIP 2,80 persen, Golkar 2,6 persen, PPP 1,1 persen dan sisanya di bawah 1 persen.
“Artinya, pemilih Gerindra memang didominasi oleh pemilih Andre Rosiade. Pemilih Partai Gerindra 31,7 persen, sementara yang memilih Andre Rosiade mencapai 28 persen. Andre Rosiade memang terlihat mendominasi pemilih di Kota Padang, karena dianggap mewakili warga Padang,” kata Andri.
Kita memang tak punya banyak pilihan, karena survei lebih banyak untuk Capres-Cawapres. Seperti kata teman-teman politisi, kalau tak lembaga survei yang kita percaya, siapa lagi. Paling tidak, hasil survei yang kita bayar atau orang lain bayar, bisa dijadikan tolok ukur. Apakah kerja-kerja yang dilakukan selama ini sudah mengena di masyarakat atau tidak, ya dilihat dari hasil survei saja.
Philip Kotler, penulis, konsultan dan profesor pemasaran Amerika Serikat pernah menyebut, “Hanya ada satu strategi kemenangan. Ini adalah untuk secara hati-hati menentukan pasar sasaran dan mengarahkan penawaran yang unggul ke pasar sasaran itu.” Boleh percaya atau tidak kepada survei. Tapi, pastikan saja semua yang dikerjakan berdampak baik bagi masyarakat banyak, soal suara itu urusan berbeda. (Wartawan Utama)