Pentingnya mengalihkan kembali fokus pada Pileg tak bisa diabaikan. Kecurangan Pemilu, dalam berbagai bentuknya, bisa merusak integritas demokrasi. Money politic, misalnya, dapat mempengaruhi keputusan politik dan membuat perwakilan rakyat lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu daripada kepentingan publik secara keseluruhan.
Tentu, langkah pertama yang perlu diambil adalah memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam pemilihan, baik itu pemilih, partai politik, maupun lembaga pemilihan, memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap proses tersebut. Dibutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat agar Pemilu berlangsung dengan transparan dan adil.
Alasan di balik “kekalahan” gaung Pileg yang seringkali terlupakan adalah kurangnya perhatian nasional terhadap proses tersebut. Pemberitaan yang cenderung terfokus pada Pilpres membuat Pileg hanya dipersepsikan sebagai peristiwa lokal di tingkat daerah. Pentingnya Pileg sebagai fondasi demokrasi yang kuat juga harus ditekankan secara massal agar masyarakat dapat memahami peran krusialnya.
Penting untuk dipahami bahwa hasil Pileg memiliki dampak langsung terhadap kualitas anggota Dewan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Jika pemantauan terhadap Pileg kurang, maka dapat mengakibatkan terpilihnya perwakilan yang kurang berkualitas. Fungsi parlemen sebagai lembaga yang mewakili suara rakyat dan mengawasi kebijakan pemerintah bisa terganggu.
Kualitas anggota DPR dan DPRD sangat relevan dengan keberhasilan menciptakan pemerintahan baik nasional dan lokal yang kuat dan efektif. Dengan memiliki anggota Dewan yang berkualitas, kebijakan yang dihasilkan dapat lebih tepat sasaran dan berpihak kepada kepentingan masyarakat luas.
Oleh karena itu, pemantauan yang cermat terhadap Pileg menjadi krusial agar pemilihan ini tidak hanya menjadi seremoni formalitas, tetapi juga menjadi fondasi kuat bagi sistem demokrasi yang berkelanjutan. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Pileg, diharapkan bahwa proses pemilihan ini dapat diawasi dengan lebih teliti dan bahwa hasilnya dapat mencerminkan kehendak rakyat secara lebih akurat.
Penguatan demokrasi tidak hanya terletak pada Pilpres, tetapi juga pada seluruh mekanisme pemilihan yang membentuk struktur pemerintahan secara keseluruhan. Sehingga, upaya bersama untuk memantau dan memastikan integritas Pileg menjadi langkah yang krusial bagi masa depan demokrasi di Indonesia.
Sekali lagi, pengalaman 2019 telah mengajari kita, bagaimana terabaikannya Pileg dan Pilpres yang dihasilkan pun juga tidak seindah yang dikira. Perpecahan, polarisasi dan ancaman kerusahan membayangi negeri ini saat dua kubu terus saling serang. Bahkan saat hasil Pilpres diumumkan, di negara ini hampir terjadi huru-hara. Beruntung akhirnya, dua belah pihak yang berseteru memutuskan berdamai dan kembali bersatu. Membangun Indonesia melewati masalah besar, yaitu pandemi Covid-19 dan ancaman krisis keuangan.
Senator dari Amerika Serikat Robert F. Kennedy mengatakan, “Pemilu mengingatkan kita tidak hanya tentang hak tetapi tanggung jawab kewarganegaraan dalam demokrasi.” Semua pihak wajib mengambil tanggung jawab mewujudkan Pemilu yang bersih dan menghasilkan orang-orang yang benar-benar mencintai negeri ini untuk mengabdi. Bukan untuk memperkaya diri sendiri. (Wartawan Utama)