Oleh: Reviandi
Prabowo Subianto lahir di Jakarta 17 Oktober 1951, itu 72 tahun yang lalu. Dia berasal dari keluarga besar di Jawa. Tapi, sepertinya cintanya terhadap Sumatra Barat (Sumbar) memang besar. Tahun 2023 ini, sudah beberapa kali Menteri Pertahanan (Menhan) ini berkunjung ke Ranah Minang dalam berbagai kegiatan.
Hari ini, Sabtu 9 Desember 2023 dia datang lagi. Sabak karena musibah yang terjadi di puncak Gunung Marapi. Gunung yang meletus Minggu (3/12) sekitar pukul 14.54 WIB. Mengakibatkan 23 orang pendaki meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.
Prabowo, yang sekarang kembali menjadi calon Presiden Indonesia, datang mengunjungi para korban bencana, petugas evakuasi, dan warga di sekitar lereng Marapi yang terdampak. Apakah mau mencari panggung atau simpati, itu yang tahu Prabowo sendiri. Biarlah dia yang tahu dan kita tak perlu menebak-nebak dan menghakimi.
Tapi kalau soal popularitas dan elektabilitas, Prabowo tak diragukan lagi di Sumbar. Dua kali Pilpres, 2014 dan 2019 Prabowo mendapatkan suara maksimal dari masyarakat Sumbar. Bahkan sampai 83 persen pada Pilpres terakhir yang diikutinya. Prabowo sudah seperti orang Sumbar yang selalu didukung untuk maju.
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Sumatra Barat (Sumbar) Andre Rosiade menyebutkan, Sabtu (9/12/2023) Calon Presiden Indonesia Prabowo Subianto akan mengunjungi Sumbar. Capres Nomor Urut 2 dijadwalkan akan mengunjungi lokasi erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Pasar Raya Padang.
Dia mendarat Pukul 08.30 WIB di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Lalu dengan helikopter terbang ke Sungai Puar, Agam. Di kaki Gunung Marapi. Prabowo berkunjung ke Posko Evakuasi Korban Bencana yang diisi TNI, Polri, Basarnas, warga dan lainnya.
Prabowo juga akan memberikan bantuan kepada korban meninggal dan dirawat di rumah sakit serta warga sekitar. Dan membagikan motor trail untuk Babinsa dan Babhinkamtibmas.
Prabowo akan kembali terbang ke Kota Padang dengan helikopter dan mendarat di Lanud Tabing. Selanjutnya menuju ke Pasar Raya Padang, berdialog dengan pedagang pasar. Lalu di Hotel Mercure Padang memimpin konsolidasi dengan TKD Prabowo-Gibran Sumbar dan Kabupaten/Kota pada siangnya. Kabarnya terbang ke Semarang, Jawa Tengah.
Di berbagai kesempatan, Prabowo selalu mengungkapkan kecintaannya kepada masyarakat Sumbar. Bagaimana dia dan ayahnya Soemitro Djojohadikoesoemo pernah tinggal cukup lama di Sumbar. Saat terjadinya peristiwa-peristiwa pengoreksian masyarakat Minangkabau terhadap kebijakan pemerintah pusat. Prabowo menganggap Sumbar adalah bagian dari cerita sejarahnya.
Cinta itu bersambut dengan begitu masifnya masyarakat Sumbar memilih Prabowo. Sebagai perwira yang 28 tahun berkecimpung di dunia militer, Prabowo memang pas dicirikan sebagai idola orang Minang. Sebagai militer, Prabowo adalah sosok yang gagah berwibawa dan dapat diidentikkan dengan kata “takah” yang artinya sosok yang hebat.
Dengan kepemimpinannya sebagai Pangkostrad, Ketua Umum Partai Gerindra dan hari ini Menteri Pertahanan RI, Prabowo juga telah mewakili kata “tokoh” yang sangat diidolakan masyarakat Minang. Ketokohan menjadi ciri utama yang juga diinginkan masyarakat Sumbar dalam memilih calon pemimpin mereka, termasuk Presiden.
Di Sumbar, seorang calon pemimpin memang harus memiliki kriteria tokoh, takah dan toke ini. Kalau ketokohan, takah atau perawakan dan toke adalah harta atau kekayaan. Benarlah adanya, jika membandingkan Prabowo dan Jokowi di dua Pilpres, Prabowo menang timpang. Namun, pada Pilpres 2024, Prabowo mungkin akan tersaingi oleh Anies Baswedan di Sumbar. Anies mungkin kurang toke saja.
Banyak yang menyebut, Prabowo tetap akan memenangkan suara Sumbar pada Pilpres nanti. Tapi, jumlah suaranya tidak akan sebanyak tahun 2014 dan 2019 lagi. Akan ada sedikit penurunan. Pasukan yang kontra, kabarnya menyeberang ke rival Prabowo. Tapi yang loyal sepakat, Prabowo menerima itu sebagai bukti rekonsiliasi nasional dan demi mempertahankan keutuhan bangsa yang pecah karena Pilpres.
Kehadiran Prabowo di Sumbar adalah bukti, dia tidak pernah meninggalkan orang-orang yang mencintainya. Dia hadir dan memberi obat penawar luka. Prabowo mungkin tak berharap suara lagi, karena yang didapatkannya selama ini dari Sumbar sudah lebih. Tapi, 2024 adalah tahun di mana kesempatan menang itu terbuka lebar. Akan aneh kiranya, kalau di Sumbar goyang, malah secara nasional menang besar.
Tapi, begitulah politik. Prabowo sangat mencintai Sumbar dan itu terus berbalas. Meski untuk 2024 agak berat untuknya mengulang sejarah untuk ketiga kalinya. Tapi seperti yang disampaikan Sahabat Nabi Ali bin Abi Thalib, “Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya.” Tapi kembali, pilihan Pilpres itu urusan masing-masing. (Wartawan Utama)