Caleg perempuan pun, PDIP tidak asal memajukan saja. Anggota DPRD Sumbar Leli Arni berada di nomor urut 3. Leli bukan wanita sembarangan. Dia pernah menjadi pejabat di berbagai daerah sebelum mengakhiri karirnya sebagai Sekretaris Daerah Dharmasraya. Mungkin ini pulalah yang membuka jalannya menjadi wakil rakyat dari Dapil 6 (Dharmasraya, Sijunjung, Sawahlunto, Padangpanjang dan Tanahdatar).
Dapil 6 Sumbar memang ramai. Jika dibandingkan dengan Dapil DPR Sumbar I, tinggal menambahkan Padang, Kota Solok, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Pesisir Selatan dan Mentawai saja. Jadi, langkah Leli sebenarnya sudah separoh jalan jika ingin serius menggapai kursi di Senayan. Menjadi wanita pertama PDIP asal Sumbar yang sampai di DPR RI.
Meksi namanya baru terdengar di Sumbar, nomor urut 4 Nurhamin bukan orang sembarangan. Dia mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau yang juga pernah menjadi ketua KPU Kampar. Nurhamin juga seorang yang aktif di berbagai kegiatan, termasuk alumni sebagai Ketua DPD Ikatan Alumni Universitas Diponegoro (Undip) Provinsi Riau masa bakti 2022-2027.
Jika dilelisik, sejak sekolah, kuliah dan beraktivitas, Nurhamin sangat jauh dari Sumbar. Dia juga lahir di Kampar dan tinggal di Pekanbaru, Riau. Menjadi aktivis sejak jadi mahasiswa jurusan Peternakan UNDIP Semarang (S1), Jurusan Hukum Tata Negara UIR (S2) dan Jurusan Politik University Kebangsaan Malaysia (S3). Nurhamin dikenal aktif di kalangan Muhammadiyah di Riau.
Nomor urut 5 disebut-sebut akan menjadi kejutan dari PDIP, Zahra Mardian Anwar. Putri Bupati Pessel Rusma Yul Anwar yang sekarang menjadi kader PDIP. Saat maju Bupati 2020, Rusma adalah kader Gerindra dan menjabat Ketua DPC Gerindra Pessel. Sekarang, di Pessel, sangat marak alat peraga Zahra dan bendera PDIP banyak terpasang di tengah kota.
Dengan DPT Pessel yang besar, diperkirakan Zahra bisa mengganggu incumbent DPR yang juga berbasis di Pessel, Lisda Hendrajoni. Istri mantan Bupati Pessel Hendrajoni yang dikalahkan Rusma pada Pilkada Pessel. Meski disebut-sebut, Zahra belum akan mampu mengungguli Alex atau Fakhrizal di PDIP. Tapi, dia adalah ‘kunci’ PDIP bisa kembali meraih kursi, karena aliran suara dari daerah baru, Pessel.
Nomor urut 6 diisi Ketua Projo Kabupaten Solok Edi Yosepson yang dinilai akan banyak mendapatkan dukungan dari Solok. Tapi, ada sedikit dilema bagi Edi yang berlatar belakang Projo. Hari ini, Ketum Projo mendeklarasikan diri mendukung pasangan Prabowo-Gibran, bukan yang didukung PDIP, Ganjar-Mahfud MD. Apakah hal ini akan mengganggu bagi Edi, kita lihat saja.
Dari Dharmasraya, PDIP juga mengirimkan seorang pengusaha Meris B. Dia disebut sebagai salah satu tokoh Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, sebelum berpisah jadi tiga daerah. Pernah menjadi Wali Nagari Ampalu Kecamatan Koto Salak Dharmasraya. Dia mendapat dukungan dari tokoh-tokoh Dharmasraya dan disebut punya kans untuk menggeser petinggi PDIP di nomor urut atas.
Nomor 8 ada Ashelfine yang akan mendapatkan suara dari Sijunjung. Maklum dia pernah menjadi Ketua DPD PAN Sijunjung dan pernah maju menjadi calon Bupati pada Pilkada Sijunjung 2020 dan2015. Meski gagal di dua Pilkada, dia merasa yakin bisa mengembalikan kursi PDIP di Dapil Sumbar I.
Perjuangan PDIP di Dapil Sumbar I memang berat. Tapi, belajarlah dari apa yang dikatakan Soekarno, “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang.” Pengalaman pahit 2019 jangan sampai terulang. (Wartawan Utama)