JAKARTA, METRO – Simon McMenemy dalam tekanan. Pelatih Timnas Indonesia itu didesak mundur oleh banyak kalangan, termasuk pihak yang memberikannya pekerjaan, PSSI.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Refrizal, meminta McMenemy untuk realistis. Arsitek asal Skotlandia itu dituntut untuk meletakkan jabatannya sebagai nakhoda Timnas Indonesia.
Refrizal menyoroti kapasitas McMenemy. Empat kali kalah pada empat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia membuktikan bahwa eks pelatih Bhayangkara FC ini bukan figur yang berkompeten menangani Timnas Indonesia.
Teraktual, Timnas Indonesia dipermalukan Vietnam 1-3 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Selasa (15/10) pada matchday ketiga Grup G. Kecil peluang untuk tim berjulukan Skuat Garuda itu berbicara banyak di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia dengan performa buruk seperti ini.
“Jelas saya kecewa. Timnas Indonesia tak mengalami perkembangan selama dipegang McMenemy. Sebagai Exco, saya meminta dia legawa mundur dari Timnas Indonesia,” kata Refrizal, Rabu (16/10).
Akan menjadi bumerang untuk McMenemy apabila ia ngotot bertahan sebagai pelatih Timnas Indonesia. Terlebih, ia sudah tidak disukai banyak pihak.
Setelah Timnas Indonesia kalah dari Vietnam, sejumlah penonton telah meminta McMenemy untuk mundur. Bahkan, bus yang mengangkut Skuat Garuda sempat tertahan di depan stadion karena seruan suporter tersebut.
“Tapi kalau dia tak mundur pun akan dicela oleh suporter. Jadi masalah buat dia, ke mana-mana dia tak nyaman. Semalam saja tersandera, tak bisa keluar, termasuk saya. Mobil saya di belakang bus Timnas Indonesia, sehingga saya tertahan,” tutur Refrizal.
Reaksi Simon McMenemy
Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, mendapat tekanan mundur dari suporter Garuda. Itu tidak terlepas dari hasil buruk yang didapat oleh Timnas Indonesia selama putaran kedua Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
Terakhir, Selasa kemarin mereka dibantai dengan skor 1-3 dari Vietnam. Suporter Timnas Indonesia menyuarakan teriakan “Simon Out” setelah laga di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Selasa malam (15/10).
Teriakan itu menggema saat Vietnam mampu unggul tiga gol berkat Do Duy Manh (26’), Que Hoc Hai (55’-penalti), Nguyen Tien Linh (61’). Semua suporter yang berada di stadion meneriakkanya sebagai wujud protes.
Suporter Garuda jengah melihat tim kebanggannya kembali menelan hasil negatif. Mereka kemudian tak berhenti meneriakkan “Simon Out” sampai pertandingan berakhir, bahkan meski Irfan Bachdim sempat membalas pada menit ke-84.
Suara mereka terdengar sampai media center yang menjadi tempat konferensi pers antara pelatih dan awak media. Simon McMenemy juga melontarkan komentar terkait laga itu dengan nada suara pelan menandakan dalam kondisi tertekan.
“Ketika orang yang di luar (berteriak Simon Out), tidak usah dipedulikan. Mungkin ketika saya kembali ke bus mereka bisa membunuh saya. Tetapi di sini harus diingat, kami ingin lolos ke Piala Dunia. Tetapi jangan lupakan bahwa pada Piala Dunia sebelumnya kita di-banned,” jelas Simon.
Pernyataan Simon McMenemy itu merujuk kepada pada tahun 2015 saat sepak bola Indonesia dibekukan oleh FIFA. Dalih itu jelas tidak bisa menjadi alasan, meski Simon menegaskan tak akan mundur menuruti permintaan suporter Timnas Indonesia. (*/boy)