MEDAN, METRO–Nyaris kalah, namun semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh tim Semen Padang FC saat menghadapi PSDS Deli Serdang membuahkan hasil setelah hadiah penalty yang diperoleh tim berjuluk Kabau Sirah berhasil dikonversi menjadi gol oleh sang kapten Silvio Escobar hingga memaksakan hasil seri 1-1.
Pertandingan yang berlangsung dengan tensi tinggi ini terjadi di Stadion Baharuddin Siregar, Lubuk Pakam, Medan, Sumatera Utara (Sumut) Kamis (30/9) sore.
Pada babak pertama, pertandingan berjalan baik bagi kedua tim dengan berbagai peluang diciptakan namun tidak ada satupun yang membuahkan gol hingga wasit Mulyana dengan asisten wasit 1 Andriyanto dan asisten wasit 2 Graha Pramudya meniup peluit tanda berakhirnya babak pertama dengan skor kacamata 0-0.
Pada babak kedua, pertandingan mulai berjalan keras dimana masing-masing tim sering melakukan pelanggaran-pelanggaran.
Pada menit ke-66, tim Traktor Kuning (julukan PSDS) akhirnya berhasil membuka keunggulan lewat tandukan Purnomo yang lepas dari pengawalan pemain bertahan Semen Padang FC setelah menerima umpan lambung Muhammad Irsan dari sisi sebelah kiri pertahanan tim Kabau Sirah (julukan Semen Padang FC) yang dikawal Agus Nova.
Tertinggal satu gol, membuat tim Semen Padang FC semakin berusaha untuk mengejar ketertinggalannya. Petaka bagi tuan rumah terjadi pada menit 90+2 setelah wasit memberikan hadiah penalti bagi tim Semen Padang FC.
Penalti diberitakan wasit, sesaat setelah Drey Buyung Panyalay yang mendapatkan bola mentah hasil umpan dari Silvio Escobar, kemudian mencoba melewati pemain belakang PSDS, tapi terkena tangan. Wasit pun menunjuk titik putih.
Silvio Escobar yang didapuk sebagai eksekutor berhasil memperdaya Muhammad Fuad Hasanudin yang menggantikan Muhammad Irfan hingga membuat skor kembali sama kuat 1-1.
Pada masa injury time, wasit memberikan tambahan waktu 11 menit lantaran seringnya terjadi pelanggaran serta ditambah pemain PSDS yang berpura-pura terjatuh dan kram setelah mereka unggul.
Pada masa injury time ini juga, penjaga gawang Semen Padang FC Iqbal Bachtiar dikartu merah oleh wasit lantaran melakukan protes keras. Protes ini dilakukan karena wasit yang mengindahkan pelanggaran keras yang dilakukan oleh pemain PSDS terhadap Firman Juliansyah. Wasit tetap melanjutkan pertandingan tanpa memberikan peringatan maupun kartu kepada pemain PSDS.
Karena tidak bisa lagi dilakukan pergantian, Muhammad Sanjaya didapuk menjadi kiper hingga pertandingan berakhir. Wasit pun meniup peluit tanda pertandingan berakhir dan kedua tim pun bermain imbang 1-1.
Dengan hasil ini, menempatkan Semen Padang pada posisi kedua sementara dengan 9 poin selisih 7 poin dengan pemuncak klasemen PSMS Medan. Sedangkan bagi PSDS sendiri hasil ini membuat mereka tertahan di zona degradasi dengan menempati posisi * satu strip diatas juru kunci PSPS Pekanbaru.
Seusai pertandingan, pelatih Semen Padang FC Delfiadri mengungkapkan, rasa syukurnya meskipun hanya meraih satu poin di pertandingan tersebut. “Satu poin ini perlu juga kita syukuri, karena jelas-jelas kita yang kecolongan terlebih dahulu. Namun ada satu hal yang kita lihat dimana pemain kita bermain agak kurang bagus. Apakah ini karena terlalu percaya diri menghadapi lawan yang posisi di klasemen berbeda jauh dengan kita sehingga para pemain merasa terbebani harus menang,”ujar Delfiadri.
Delfiadri melihat pertandingan tersebut berjalan cukup keras dan agak kasar. Selain itu, pemain lawan sering membuang-buang waktu setelah mereka unggul dengan cara pura-pura jatuh.
“Jadi kami menilai, wasit yang memberikan tambahan waktu 11 menit pada masa injury time babak kedua adalah wajar dan logis,”ucapnya.
Kedepan, Delfiadri meminta kepada para pemainnya untuk melakoni setiap pertandingan layaknya partai final. Apalagi untuk pertandingan selanjutnya Semen Padang akan bermain di kandang, Delfiadri mengharapkan pemainnya bisa menunjukkan performa terbaik dan meraih poin maksimal.
Delfiadri juga menanggapi gol yang didapat oleh anak asuhnya yang terjadi pada menit-menit akhir. “Memenag pada pertandingan-pertandingan sebelumnya kita yang sering mengalami kebobolan di menit-menit akhir, namun sekarang kita yang mendapatkan momen tersebut, artinya kita bertambah pengalaman kita bagaimana kita mengejar ketertinggalan menjadi semangat juang pemain,”sebutnya. (rom)