Lebih lanjut Kepala Bappeda menyampaikan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam Musrenbang RKPD tahun ini. Seperti tahun 2025 adalah awal dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN) 2025-2045 yang sekaligus juga langkah awal dari RPJPD tingkat provinsi dan pemerintah Kota. Tahun 2025 mendatang.
Target yang akan dicapai pada tahun depan. Di antaranya target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 di angka 5,07 persen. Sedangkan pendapatan perkapita ditargetkan naik menjadi Rp76,13 juta, selanjutnya penurunan kemiskinan menjadi 2,43 persen.
Musrenbang RKPD tahun 2025 ini juga terintegrasi dengan rembuk stunting sebagai komitmen Pemerintah Kota dalam mengatasi masalah tumbuh kembang anak di Kota Solok. Rembuk stunting dipimpin oleh Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Olstrin Priyufa.
Ia menyampaikan prevalensi stunting Kota Solok pada tahun 2022, berada di angka 18,22%, untuk mencapai kondisi ideal perlu penurunan sekitar empat persen lagi.
Kabid P3MS mengingatkan kembali komitmen bersama dalam penurunan stunting yang bisa dilaksanakan dari semua lini, sehingga apa yang direncanakan dan menjadi target dapat tercapai. “2045 Indonesia emas akan sulit tercapai jika anak yang dibesarkan tahun ini menderita atau mengalami stunting,” ungkapnya.
Menurut Olstrin rembuk stunting adalah kegiatan yang diwajibkan pemerintah sebagai langkah awal, agar semua pihak terkait terintegrasi dalam mengawasi dan keluarga berisiko stunting. Kegiatan Musrenbang RKPD 2025 diakhiri dengan penandatanganan dokumen RKPD oleh seluruh pemangku kepentingan perencanaan pembangunan daerah. (vko)