Karena begitu istimewa, lafaz alhamdulillah ini ditempatkan pada awal surat pertama, yaitu Al-Fatihah. Setelah bismillahirrahmanirrahim, ayat berikutnya adalah alhamdulillahi rabbil ‘alamin yang berari segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Pada tingkat terendah adalah alhamdulillah sebatas pada ucapan. Tidak ada salahnya mengenai tingkatan ini, karena mungkin orang tersebut masih belajar. Seperti orang baru membaca syahadat, mungkin belum bisa melaksanakan seluruh perintah Allah. Pada tingkat selanjutnya, alhamdulillah tidak sekadar diucapkan, tetapi bisa menghayati makna sabar. Yaitu sabar dalam menjalani kehidupan dengan segala kebaikan dan keburukan yang dia terima, karena ini semua adalah ujian dari Allah.
Maka sabarlah engkau (Muhammad) atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum matahari terbit, dan sebelum terbenam; dan bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari agar engkau merasa tenang. (QS Thaha: 130) Tingkat ketiga, alhamdulillah dihayati hingga merasakan syukur. Yakni bersyukur atas segala yang dijalani dalam hidup. Dan sungguh, Kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman; dan keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari hamba-hamba-Nya yang beriman.” (QS An-Naml: 15). Terakhir harapnya tentu dengan harapan semoga Allah Swt kabulkan doa hajat baik kita semuanya dan diberikan ke lapangan dan kemudahan. Sukses dunia akhirat Aamiin… Yarabil Al-Amin. (ped)