Menurut data BPS, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2022 adalah sebesar 4,02 % meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 0,67 persen. Dimana sektor perdagangan berkontribusi 20,09% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tersebut. “Artinya adalah, semenjak dua tahun terakhir berbagai upaya, baik melalui kebijakan, program dan kegiatan yang telah kita laksanakan terhadap para pelaku Koperasi, IKM dan UKM sudah menujukkan hasil yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok Selatan,” terangnya.
Tahun ini pun pemerintah terus agresif dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui UMKM ini. Kegiatan seperti bantuan sarana dan alat dukung produksi senilai Rp 1 miliar akan disalurkan tahun ini sekaligus pendampingan dan pelatihan.
Selain itu pemerintah juga memfasilitasi UMKM untuk bermitra dengan penjual besar di dalam maupun luar kabupaten dan memberikan kesempatan di even-even yang dilaksanakan pemerintah. Pemkab juga menyediakan pengadaan Barang dan Jasa melalui E-Katalog Lokal yang mana saat ini sudah ada 25 Etalase bagi Pelaku UMKM.
Pertumbuhan UMKM Solok Selatan Tahun 2022 berdasarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) yaitu sebanyak 4.766 UMKM atau naik sebesar 46,37%, hal ini lah yang menyokong pertumbuhan ekonomi kabupaten solok selatan yang melebihi target RPJMD.
Adapun pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas koperasi dan UKM dan percepatan realisasi program pemerintah dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan. Terdapat sebanyak 180 peserta yang terdiri dari 60 koperasi dan 120 UMKM se-Solok Selatan. Instruktur pelatihan berasal dari Dinas Perindagkop dan UKM Solok Selatan dan Provinsi Sumaatera Barat, UPTD UPTD Balatkop dan UKM, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu, Bank Nagari, Bank BNI, BPOM, MUI, dan Universitas Andalas. (ped/rel)