SIJUNJUNG, METRO
Ketersediaan kebutuhan pangan di tengah masyarakat pada saat pandemi Covid-19 harus menjadi perhatian. Semenjak virus corona mewabah, serta disusul penerapan PSBB oleh pemerintah provinsi penghitungam stok dan ketersediaan kebutuhan pokok di tengah masyarakat terus dipantau. Bahkan, dengan kondisi ekonomi seperti saat ini, bisa saja terjadi perubahan siklus ditengah masyarakat.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah sektor per-tanian dan pangan di Kabupaten Sijunjung. Dari hasil produksi padi petani, Sijunjung masih berada pada posisi surplus.
Namun mengingat kondisi saat ini kemungkinan ada perubahan, sulitnya ekonomi saat ini bisa saja membuat para petani terpaksa menjual stok padi maupun beras.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung Ir Ronaldi. Menurutnya, selain dari itu, pergerakan penjualan gabah dan beras di Kabupaten Sijunjung cukup banyak keluar kabupaten.Bahkan, luar provinsi. Bisa saja dengan situasi yang demikian membuat Sumbar, khususnya Sijunjung mengalami kekurangan pangan.
“Kita memang mengantisipasi agar hal ini tidak terjadi. Dengan kondisi saat ini kemungkinan ada perubahan, sulitnya ekonomi ditengah masyarakat bisa saja membuat para petani terpaksa menjual stok padi maupun beras mereka, yang mana awalnya bisa bertahan selama 4 bulan kedepan, atau sampai waktu panen berikutnya,” tutur Ronaldi.
Dijelaskan, para petani pada umumnya memiliki pola yang demikian. “Setidaknya kebutuhan beras hingga musim panen selanjutnya datang bisa mencukupi. Pola petani kita seperti itu. Yang kita khawatirkan adanya perubahan pola, sehingga pergerakan penjualan beras semakin kencang,” tuturnya.
Namun hingga kini dilihat dari harga beras masih stabil, tidak mengalami perubahan. Berarti masih bisa dikatakan ketersediaan beras di masyarakat memadai. “Sampai kini masih aman. Karena memang kita masih di penghujung musim panen raya,” ujarnya. Distribusi pergerakan beras Sijunjung banyak keluar daerah, baik padi maupun beras.
Masyarakat petani juga melakukan penjualan ke huler, ke agen, tengkulak dan lainnya.
Selain itu, harga bawang merah, bawang putih dan gula pasir mengalami kenaikan. “Solusinya kita harus sering menggelar operasi pasar. Dan yang lebih utama lagi kita berharap penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) ini bisa dipercepat, tujuannya untuk menjaga kondisi ekonomi masyarakat,” ujarnya. (ndo)