SAWAHLUNTO, METRO–Dinas Kebudayaan dan Permusiuman Sawahlunto melaksanakan sosialisasi peran serta aktif masyarakat dalam menjaga dan melestarikan Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto. Sosialisasi itu menghadirkan perwakilan tokoh-tokoh masyarakat yang berada di Zona A yang terdiri dari Kelurahan Tanah Lapang, Kelurahan Pasar, Kelurahan Air Dingin dan Kelurahan Kubang Sirakuk.
Dengan maksud dan tujuan sosialisasi ini agar setiap komponen masyarakat yang bermukim pada empat kelurahan tersebut memahami arti dari ditetapkan Sawahlunto sebagai Kota Warisan Dunia. Selain itu juga sebagai pengguna dari bangunan-bangunan yang merupakan warisan dunia dari zaman pemerintah Kolonial Belanda.
Sosialisasi ini dihadiri BPCB dan Nara sumber dari Komunitas Anak Nagari Marjafri dan Komunitas Padang Heritage Bayu Wahdoko (Ubah). Dan dibuka Kadis Kebudayaan dan Permusiuman Hilmed SPt. Menurut Hilmed dalam sambutannya menyebutkan, ada sekitar 144 cagar budaya yang harus dilestarikan, baik yang berupa bangunan perumahan, perkantoran, stasiun kereta api, rel kereta api dan pemakaman.
Yang termasuk diperhatikan dalam warisan cagar budaya yaitu teknologi pertambangan dari zaman Belanda beserta bangunannya, teknologi transportasi membawa batubara dari Sawahlunto sampai Padang dan masyarakat yang dikenal orang rantai.
“Buat seluruh masyarakat yang menggunakan bangunan termasuk pemerintah kota bila ingin membangun pada lokasi cagar budaya yang ditempati harus memenuhi ketentuan yang berlaku, tidak boleh merubah bangunan dari bentuk aslinya. Bila tidak kita lestarikan siapa lagi,” kata Hilmed.
Dikatakan Hilmed, untuk menjadikan Kota Sawahlunto sebagai Warisan UNESCO membutuhkan waktu selama 15 tahun lamanya, sampai ditetapkan pada 6 Juli 2019. Butuh waktu yang panjang, namun jangan sampai usaha Pemko Sawahlunto tersebut berakhir dengan sia-sia.
“Oleh sebab itu kita mengedukasi masyarakat dengan mendatangkan dua nara sumber ini agar bisa memberikan motivasi, latar belakang dan ilmunya dalam menjaga, melestarikan Kota Sawahlunto yang sekarang telah menjadi kota warisan budaya dunia. Kita juga sedang berusaha agar pada saat HUT Kota Sawahlunto tanggal 1 Desember 2021 Mak Itam kereta api perdana beroperasi. Dan untuk langkah promosi serta sosialisasi selanjutnya, akan dibuat film mengenai sejarah dan perjalanan Kota Sawahlunto sampai menjadi warisan budaya dunia, agar Sawahlunto ini akan lebih dikenal luas,” ujar Hilmed. (pin)