LIMAPULUH KOTA, METRO
Dalam rangka Konvergensi Pencegahan Stunting di Kabupaten Limapuluh Kota, dimana kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi membuka pertemuan kader motivator nutrisionis pendamping keluarga dan pembekalan kader pembangunan manusia (KPM) dalam rangka Konvergensi Pencegahan stunting di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2020 di Aula Dinas Kesehatan eks Kantor Bupati Payakumbuh, akhir pekan kemarin.
“Penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif,” kata Irfendi Arbi.
Djelaskan, intervensi gizi sensitif adalah upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi masalah gizi secara tidak langsung. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor non– kesehatan. Kegiatannya antara lain penyediaan air bersih, kegiatan penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, dan lain-lain.
“Penurunan stunting ditetapkan sebagai pragram prioritas nasional, lokal dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah,” ucap Irfendi Arbi.
Disebutkan, ada delapan aksi konvergensi pencegahan stunting di tingkat kabupaten. ”Saat ini kita telah berada di aksi ke-5 yaitu pembinaan kader pembangunan manusia,” ungkapnya.
Delapan aksi integrasi tersebut adalah analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan bupati/walikota tentang peran desa.
Selanjutnya, pembinaan KPM, sistem manajemen data, pengukuran dan Publikasi stunting dan review kinerja tahunan.
Dengan begitu diharapkan Irfendi Arbi, jumlah anak dengan stunting di Limapuluh kota kedepan tidak ada lagi. Sehingga, kebersamaan pihak-pihak terkait dalam memberikan perhatian terutama pada 1000 hari kehidupan sangat penting. “Perlu peran aktif orangtua sejak usia kehamilan dengan memberikan asupan gizi seimbang,” ingat Irfendi Arbi. (us