LIMAPULUH KOTA, METRO
Tokoh muda masyarakat Luak Limo Puluah (Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota), yang kini menjabat Ketua DPRD Provinsi Sumbar, Supardi, menyebut Kabupaten Limapuluh Kota butuh pemimpin yang berani, visioner, dan berintegritas.
“Pertama harus berani, sehingga tidak hanya menunggu kebijakan pemerintah pusat, visioner dan berintegritas, wawasan yang luas dan rekam jejak yang mumpuni untuk memimpin. Dan yang tidak kala pentingnya mengerti dan memahami kondisi Limapuluh Kota,” sebut Supardi, saat ditanya awak media usai Sosialisasi Perda No 16 tahun 2019 di Payakumbuh, baru-baru ini.
Disampaikannya, beberapa persoalan yang ada harus diselesaikan dengan kebijakan yang berani. Disamping kajian yang matang dengan resiko kecil. Seperti persoalan Gambir terkait monipoli harga, Supardi menyebut sebenarnya tidak perlu satu periaode kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati untuk menyelesaikannya.
“Ya, tidak perlu waktu satu priode untuk mengurusnya, cukup pengalokasian anggaran untuk memutus mata rantai terkait monopoli harga. Kemudian bentuk badan usaha milik daerah (BUMD) dan ucurkan dana,” sebutnya.
Hal serupa juga diutarakan pemerhati politik sekaligus akademisi Luak Limo Puluah, Budi Pebriandi, dimana Limapuluh Kota butuh pemimpin yang memiliki empati, visioner, dan thrustworthy.
Dikatakannya, Empati adalah adanya sikap keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang. Pemimpin yang memiliki empati selalu mendahulukan kepentingan orang banyak dibandingkan dirinya sendiri. Dia tidak mau bermewah mewah dan bermegah megah dengan fasilitas jabatan disaat masyarakat masih ada yang kelaparan.
Sementara, pemimpin yang visioner adalah kemampuan untuk melihat ke depan, melebihi penglihatan orang lain. Orang yang visioner, dikatakannya, ketika ditanya tentang rencana-rencananya akan menjawab dengan jelas dan tegas. Dicontohkannya, saya akan melaksanakan itu mulai besok. Pemimpin yang visioner mampu mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang substantif serta merumuskan alternatif pemecahan masalah. Dia mampu mengkomunikasikan gagasannya kepada stakeholder dan mampu merubah gagasan menjadi kebijakan. “Dan terakhir yang dibutuhkan adalah pemimpin yang punya Thrustworthy, yakni dapat dipercaya, sesuai kata dengan perbuatan. Pemimpin harus mampu membangun kepercayaan publik, karena ketidakpercayaan akan menimbulkan antipati dan apatis orang-orang yang dipimpinnya,” ucap Budi Pebriandi. (us)