Maka, untuk menwujudkan itu, perlu lahan yang luas dalam pendirian rumah sakit tersebut. Sebab ini akan terkait juga dengan kenyamanan berbagai pihak. Pemko akan membicarakan lebih lanjut dengan DPRD Bukittinggi masalah lahan.
Agar tidak terbentur dikemudian hari. Bahkan, beberapa dokter spesialis juga telah bersedia untuk pindah ke rumah sakit di Bukittinggi ini, mulai dari spesialis syaraf, bedah dan kandungan. Ini sudah menjadi support bagi pemko Bukittinggi untuk memiliki rumah sakit. Apalagi rencana akan membangun 6 lantai.
Sejauh ini, di Bukittinggi ada empat rumah sakit. Semuanya tidak ada yang dikelola oleh pemerintah kota, mulai dari RS Ahmad Muchtar milik Provinsi Sumbar, RS Stroke milik pemerintah pusat, RS Madina milik swaqsta dan RS TNI AD. Beberapa rumah sakit itu ada di Bukittinggi, penghasilannya tidak ada yang masuk ke kas daerah, bahkan ada yang hanya menimbulkan kemacetan saja.
Dikatakan, hasil survei yang dilakukannya, penghasilan dua rumah sakit ini sangat besar, RSAM Rp100 juta dan Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) mencapai Rp70 juta. Jika Bukittinggi mendapatkan penghasilan segitu besar pertahun, akan menambah PAD Bukittinggi pertahun. Selama ini, warga Kota untuk mendapatkan pengobatan gratis hanya bisa dilayani sampai Puskesmas milik Bukittinggi.
Perdagangan dan jasa yang juga menjadi salah satu sektor unggulan, dikatakan kuncinya adalah pariwisata dengan membersihkan kota serta memberi kenyamanan pada pengunjung. Jika kepariwisataan di Bukittinggi sudah menunjung, maka masyarakat pendatang juga akan banyak menghabiskan uangnya untuk belanja di Bukittinggi yang sudah pasti akan menambah perekonomian rakyat.
Sebagai kota pendidikan yang sudah banyak mendapat peghargaan karena beberapa prestasi, walaupun sekolah tingkat SLTA akan segera pengelolaannya dipegang oleh Provinsi, maka pemerintah kota akan terus meningkatkan jenjang di bawah itu. Walaupun SLTA sudah diambil oleh Provinsi, sebagai Walikota yang baru, Ramlan akan segera berkoordinasi dengan pihak Unand, agar mendirikan fakultas kedokteran di Bukittinggi.
Hal yang sudah disetujui oleh presiden untuk pengembangan pariwisata di Bukittinggi dengan mengambil dana dari APBN yaitu akan merombak kebun binatang TMSBK menjadi kebun binatang internasional dengan membangun kandang yang lebih bagus dan menambah koleksi hewan. Selain itu, ngarai sianok sebagai sebuah keindahan Bukittinggi belum tersentuh dengan baik, dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan mereka lampu ternama untuk membuat lampu sorot besar warna warni yang akan menerangi dinding ngarai sianok yang indah.
“ Tugas yang pertama dilakukan adalah membersihkan Kota menjadikannya bersih, tertib dan rapi. Hal itu memang sudah dilakukan seperti kondisi janjang gudang dan taman jam gadang yang sudah berih dari PKL. Hal itu semata-mata adalah untuk memberikan kenyamanan pengunjun dan itu adalah tanggungjawab warga Kota menjaganya, sebab kota adalah kota kunjungan,” ulas Ramlan. (wan)
Komentar