GULAI BANCAH, METRO–Harga beras yang cukup tinggi di pasar membuat resah masyarakat. Hal ini langsung disikapi Pemko Bukittinggi dan Bulog yang akan mengadakan operasi pasar. Tujuannya, agar masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga yang terjangkau.
Hal itu terungkap dari hasil rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama Bulog dan BPS Kota Bukittinggi, Selasa (9/2) di ruang rapat utama balaikota Bukittinggi. Rapat ini dipimpin oleh Sekda Kota Bukittinggi H Yuen Karnova SE, dihadiri SKPD terkait seperti Perindagkop, Pertanian, Ketahanan Pangan, Pasar, Camat dan SKPD terkait lainnya.
Dari rapat tersebut, direncanakan untuk melakukan operasi pasar yang dimulai Sabtu (13/2), selama seminggu di beberapa titik strategis Pasar Bawah dan Pasar Aur Kuning.
Menurut Yuen, operasi pasar itu diadakan dalam rangka mengatasi lonjakan harga beras yang saat ini dipasaran mencapai angka Rp13 ribu per kilogram. Kenaikan harga itu cukup signifikan dibanding harga beras bulan lalu, yang mencapai harga Rp 12.750. Kenaikan harga beras ini memiliki dampak yang besar terhadap inflasi daerah sehingga harus dikendalikan.
Salah satu penyebab harga beras naik karena, cuaca yang tidak mendukung. Beras di tangan petani tidak bisa dijemur, sehingga menghambat pendistribusian beras di pasar. Jika tidak dikendalikan dengan operasi pasar, harga beras akan semakin naik. Ujung-ujungnya inflasi Bukittinggi bulan depan meningkat.
Selain di Pasar, Pemko beserta Bulog akan melakukan operasi pasar di kelurahan-kelurahan yang berkoordinasi dengan kecamatan masing-masing. Untuk operasi pasar di kelurahan menunggu hasil evaluasi operasi pasar di pasar dan evaluasi fluaktuasi harga.
Menurutnya, rencana operasi pasar di kelurahan akan dilakukan mulai hari Selasa (16/2) atau setelahnya. Selain itu, juga ada rencana untuk memanfaatkan warung-warung di sekitar tempat tinggal masyarakat untuk penyaluran beras operasi pasar. Dengan ketentuan, harus sesuai dengan harga yang ditetapkan Bulog yaitu Rp8.400 per kilogram. Cara pembelian harus cash tidak diangsur, namun tidak diharuskan membeli langsung satu karung. Tapi sesuai kemampuan masyarakat saja.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bulog Sub Divisi Regional Bukittinggi, Sri Wulan Astuti menyatakan, Bulog siap melakukan operasi pasar bersama Pemko Bukittinggi. Hal itu sesuai dengan surat Menteri Perdagangan kepada Bulog agar menfasilitasi operasi pasar dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga beras yang telah mencapai Rp13.000 per kilogram.
”Sebagai gambaran, untuk harga di gudang hanya Rp7.600, sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) menurut Bulog yang dijual pedagang hanya Rp8.400 per kilo,” sebutnya. (wan)
Komentar