BUKITTINGGI, METRO–Pesona Wisata Inyiak yang berada di Ngarai Sianok, Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukittinggi, terus mengembangkan potensinya sebagai salah satu dsetinasi objek wisata Geopark. Pengembangan itu dengan hadirnya bangunan surau tua di lokasi tersebut.
CEO PT Pesona Wisata Inyiak Ismail, Sabtu (6/10) mengatakan, Pesona Wisata Inyiak yang dulunya dikenal dengan Rumah Pohon Inyiak dan saat ini di lokasi dengan luas 1 hektar itu. Kini di lokasi sudah terdapat rumah rumput, rumah pohon, konservasi fauna, rumah adat dan fasilitas pendukung lainnya seperti Surau Tuo atau Masjid Tua, yang diresmikan hari ini.
“Masjid ini dinamakan Surau Tuo Nek Kamsina sesuai dengan nama pemilik lahan tempat rumah ibadah ini dibangun, dengan ukuran 9×9 meter, dirancang dengan konsep bagaimana bentuk bangunan Surau masa dahulu di daera Minangkabau,” kata Ismail
Ditambahkan Ismail, yang menarik dari bangunan Surau Tuo Nek Kamsina itu, kayu-kayunya asli, material dari tahun 1937 yang kondisinya masih kuat.
Sehingga masih dapat dimanfaatkan, dan dengan waktu lima bulan Surau ini berhasil dibangun. Dan kini sudah dapat dimanfaatkan oleh para pengunjung yang datang berwisata.
“Surau Tuo ini berlatar tebing terjal Ngarai Sianok, dibangun dengan bentuk persegi, bagian mihrabnya sedikit ditonjolkan sejauh 2 meter, memiliki 8 daun jendela dan ketinggian bangunan 1 meter dari atas tanah,” ulasnya.
Untuk bagian puncaknya sambung Ismail, ditonjolkan dengan gaya atap bertingkat, khas Surau lama di daerah Minangkabau. Bagian atasnya dibiarkan tanpa loteng, sedangkan bagian dinding juga tidak di cat, sehingga bangunannya terlihat seperti bangunan lama.
“Surau ini, hanya memiliki sebuah tiang utama pada bagian tengahnya, bagian lantainya dialasi tikar pandan sehingga terkesan sangat kuno dan klasik. Seperti falsafah Minangkabau Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, salah seorang tokoh masyarakat Datuak Mangkudun, mendukung hadirnya Surau tuo di Pesona Wisata Inyiak, karena Surau merupakan ciri khas masyarakat Minangkabau sejak zaman dahulu.
“Surau adalah identitas Minangkabau, kita tentu mendukung yang seperti ini sebab sangat sejalan dengan adat dan budaya dengan filsafat tigo tungku sajarangan, ada unsur niniak mamak, cadiak pandai, dan alim ulama,” ungkapnya.
Datuak Mangkudun berharap pada pengelola Pesona Wisata Inyiak, agar menjaga lokasi ini dengan baik, menjadikannya sebagai objek wisata yang religius, tidak menghilangkan budaya minangkabau, dan masyarakat juga akan melakukan pengawasan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Ketua Desa Wisata Kelurahan Kayu Kubu Eril Anwar menuturkan, kawasan wisata Pesona Wisata Inyiak, sudah hadir dalam dua tahun terakhir dan berhasil menjaring minat wisawatan lokal dalam berkunjung dan mendukung konsep Desa Wisata.
“Sebagai salah satu tempat tujuan wisata di Desa Wisata Kayu Kubu, Pesona Wisata Inyiak mengedepankan konsep wisata alam, serta diharapkan tetap melestarikan dan menjaga adat, agama, alam sekitar dan kearifan lokal, sehingga semakin menambah daya tarik wisatawan lokal dan luar,” terangnya.
Ke depannya sesuai dengan komitmen pengelola Pesona Wisata Inyiak sambung Eril Anwar, lokasi ini merupakan tempat wisata keluarga yang berbasis masyaraka dan memegang teguh adat dan syarak, dengan menjadikan tempat wisata berbasis masyarakat yang bersyariah.
Acara peresmian Surau Tuo Nek Kamsina ini, juga disejalankan dengan launching logo baru Rumah Inyiak, opening jalur hiking, dan peresmian arena bermain anak, sebagai pelengkap objek wisata Geopark ini.
Objek wisata Rumah Pohon Inyiak semakin lengkap, dengan telah hadir sejumlah objek populer seperti Patung Merlion, Rumah Lontiok, Rumah Rumput, Rumah Pohon, Wahana permainan anak, cafe kapal, serta sejumlah bangunan dari material kayu lainnya. (cr8)
Komentar