AGAM, METRO–Perkembangan digitalisasi menjadi kondisi prihatin bagi Pemerintah Kabupaten Agam terhadap kemajuan generasi, akibat tidak adanya sensor mandiri dalam pemanfaatannya.
Sekdakab Agam, Edi Busti mengatakan, dalam dunia digitalisasi tertutama melalui handphone, apapun bisa diakses termasuk berbagai tontonan yang dapat mempengaruhi pola pikir generasi.
Sehingga ini menjadi tantangan bagi kita semua, bagaimana generasi bisa menonton yang layak mereka tonton dan terhindar dari dampak negatif,” ujarnya saat membuka sosialisasi gerakan nasional budaya sensor mandiri, di Hotel Sakura Lubuk Basung, Rabu (24/4).
Dengan begitu katanya, di Kabupaten Agam bukan lagi pembangunan fisik yang mejadi legacy kepala daerah, tapi pendidikan dalam meningkatkan moral dan akhlak generasi.
Pembangunan fisik bisa dilakukan dengan waktu singkat, tapi membentuk moral dan akhlak generasi tidak mudah dan membutuhkan waktu sangat lama,” ujarnya.