AGAM, METRO–Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Agam mencatat produksi udang vaname mencapai 1.431 ton sepanjang 2023. Budidaya udang vaname ini berada di wilayah pesisir pantai Tanjung Mutiara.
“Produksi udang vaname tersebut berasal dari puluhan petak tambak di sepanjang pesisir pantai Tanjung Mutiara,” kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap DKPP Agam, Doni Afdison, Sabtu (6/1).
Ia melanjutkan, budidaya udang vaname tersebut mulai beroperasi di garis pantai Kecamatan Tanjung Mutiara itu sejak 2020 lalu. Untuk hasil produksi udang tersebut diekspor ke beberapa negara tetangga dan ada juga untuk pasar lokal.
Harga udang yang berasal dari daerah subtropis yaitu di pantai Barat Amerika hingga ke Peru ini relatif mahal, berkisar dari Rp60 ribu sampai Rp100 ribu per kilogram.
Udang vaname ini sudah banyak dibudidayakan di Indonesia sebagai alternatif pilihan lain setelah udang windu yang mengalami penurunan produksi sejak adanya penurunan kualitas lingkungan.
“Udang ini menjadi salah satu komoditas laut Indonesia yang memiliki potensi besar dan cukup menjanjikan untuk terus dikembangkan,” katanya.
Kepala DKPP Agam, Rosva Deswira menambahkan, populasi tambak udang di sepanjang pesisir pantai Tanjung Mutiara kekinian sudah ada sebanyak 35 titik usaha. Tersebar dari Gasan Ketek, Kenagarian Tiku Selatan hingga ke Subang -Subang, Tiku Lima Jorong.