BUKITTINGGI, METRO–Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Bukittinggi, tengah mempersiapkan sebuah kelompok musisi dalam bentuk Neo Bukittinggi Orkestra. Direncanakan, Orkestra pertama di Bukittinggi ini akan tampil perdana di pertengahan tahun mendatang.
Kerua Pappri Bukittinggi melalui Sekretaris, Emil Anwar, menjelaskan, pengurus Pappri Bukittinggi menginisiasi lahirnya sebuah orkestra yang dapat menjadi icon baru bagi pariwisata dan dunia seni Bukittinggi. Dari diskusi yang berjalan, akhirnya sepakat untuk membentuk orkestra yang akan ditampilkan perdana dalam rangka launching branding parwisata setelah lebaran nanti.
Orkestra ini mulai dibentuk beberapa bulan lalu, dengan personil para musisi terbaik Bukittinggi, kombinasi musisi senior dan generasi muda, serta penyanyi berprestasi di tingkat Sumbar dan nasional. Bertindak sebagai konduktor, Ketua DPC PAPPRI Bukittinggi, Yon Hendri, yang juga Ketua Program Studi Musik di ISI Padang Panjang. Semua bersatu menjadi sebuah kelompok musisi yang dinamakan Neo Bukittinggi Orkestra,” ungkap Emil, saat latihan di aula Badan Keuangan
Pembina Pappri Bukittinggi, Erdison Nimli, menyampaikan, Kota Bukittinggi dan Sumatra Barat, telah banyak melahirkan seniman ternama hingga mendunia. Namun, kian hari, hal itu makin memudar.
“Ini yang harus kita bangkitkan kembali. Kemajuan kota dilihat dari kemajuan seninya. Sampai kapanpun Bukittinggi akan tetap menghargai seniman. Dengan lahirnya orkestra ini, tentu akan menjadi cikal bakal untuk lahirnya bibit potrnsial di bidang seni,” ujar pria yang akrab disapa Uncu ini.
Uncu yang juga anggota DPRD Bukittinggi dari fraksi demokrat ini, berpesan, agar para seniman tetap kompak. “Berbagai upaya akan kita lakukan bersama untuk membesarkan kesenian di Bukittinggi. Kami selaku Anggota DPRD juga telah menganggarkan dana pokir sebesar Rp 100 juta untuk bidang seni melalui Pappri Bukittiggi tahun 2023 mendatang,” jelas Emil
Sekda Bukittinggi, Martias Wanto, menyampaikan apresiasi untuk seniman Bukittinggo dan Pappri yang menginisasi lahirnya orkestra ini. Karena memang Bukittinggi butuh seniman yang berkualitas dan bisa semakin mengangkat nama besar Bukittinggi.
“Ini suatu hal yang membanggakan. Kita harus rebut kembali zaman kejayaan seniman Sumbar beberapa tahun lalu. Potensi kita ada. Kita tinggal kemas, bagaimana paket paketnya, untuk dapat diberikan pada masyarakat dan pengunjung. Bagaimana bibit bibit seni dari masyarakat Bukittinggi dapat diapungkan dan menjadi sebuah warna yang semakin menguatkan Bukittinggi sebagai kota wisata,” ungkap Martias.
Nantinya, lanjut Sekda, pemerintah akan berupaya memasukkan penampilan Orkestra Jam Gadang dalam setiap kalender event pariwisata di Bukittinggi. Kota akan gersang dan sepi jika tidak ada seniman. Seni menjadi nyawa bagi kepariwisataan Bukittinggi,” ujarnya. (pry)