BUKITTINGGI, METRO–Sepanjang tahun 2021, Pemko Bukittinggi mencatat Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berhasil mengumpulkan retribusi objek wisata berbayar yang mencapai Rp16,7 miliar. Contohnya Objek wisata Taman Margasatwa Bukittinggi Kinantan (TMSBK) Bukittinggi menjadi penyumbang terbesar PAD yang mencapai Rp 14.833. 546.000 dengan total jumlah pengunjung 618.012 orang.
“Jika dikalkulasi dengan Taman Panorama jumlah pengunjung seluruhnya 749.885 orang, seluruh retribusi terkumpul di Disparpora Bukittinggi mencapai Rp16,7 miliar lebih, ini setara realisasi 120 persen, sebab target tahun lalu itu Rp14 miliar,” kata Kadis Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Bukittinggi, Supadria
Supadria mengatakan, target retribusi objek wisata tahun 2022 berjumlah Rp20,2 miliar. “Jika kondisi Covid-19 terus membaik, Insya Allah kita optimis target tercapai. Mohon doanya,” kata Supadria.
Sementara pengadaan Belanja Makanan Hewan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi dilelang senilai Rp2,3 miliar.Situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) memberi tenggat batas akhir pendaftaran tender itu Rabu (5/1).
Menurut Supadria, kebutuhan pangan hewan di kebun binatang kebanggaan Kota Wisata itu perbulan mencapai kisaran Rp200 juta. “Jika kebutuhan sebulan R 200 juta, maka tentu untuk setahun benar angkanya segitu,” kata Supadria.
Ia menjelaskan, setelah pemenang tender diperoleh, secepatnya akan dibuatkan kontrak pelaksanaan dan sepanjang proses itu berlangsung, kebutuhan makanan hewan tetap diberikan melalui sistem penunjukan langsung (PL).
“Hewan-hewan yang ada di TMSBK itu diberi makan setiap hari, seharusnya memang pengadaan untuk tahun ini sudah dilelang sejak akhir tahun lalu, karena belum ada pemenang penyedianya, maka makanan dipasok oleh rekanan yang sudah berpengalaman melalui sistem PL,” terang Supadria.
Supadria menyebut pihaknya tidak berani mengambil resiko dengan memberikan makanan hewan secara asal-asalan. “Jika pun sudah ada pemenang lelang, makanan yang mereka pasok ke petugas TMSBK setiap hari diverifikasi lagi, kami tidak terima yang busuk-busuk dan tidak layak konsumsi karena koleksi hewan yang dimiliki TMSBK itu semua bernilai mahal,” tegas Supadria.
Disisi lain untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pelayanan, Disparpora Bukittinggi juga kembali melelang pengadaan belanja jasa tenaga kebersihan TMSBK senilai Rp856 juta dan jasa tenaga keamanan TMSBK dengan pagu Rp 861 juta.
“Meskipun ini sifatnya tender terbuka, kami tekankan agar penyedia jasa tetap memakai tenaga kerja yang selama ini sudah bertugas di TMSBK, tentu dengan catatan selama mereka masih berkinerja baik,” kata Supadria. (pry)