BUKITTINGGI,METRO–Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag RI menggelar Kegiatan Peningkatan Peranan Jurnalis dalam Publikasi Kerukunan Umat Beragama Pasca Pandemi Covid -19 di Grand Rocky Hotel Bukittinggi, Jumat malam (17/9).
Kegiatan tersebut menghadirkan para jurnalis, tokoh Agama tokoh masyarakat Kabupaten Dharmasraya, Sinjunjung, Sawahlunto dan Kota Bukittinggi. Dalam kesempatan itu Kepala Pusat KUB, Nifasri mengatakan, kegiatan ini melaksanakan untuk ajang silaturrahim antar tokoh agama, tokoh masyarakat dan para jurnalis. Kehadiran jurnalis bukan bermaksud untuk mengekang atau membatasi kerja jurnalis itu sendiri katanya
Kemudian diharapkan ke depan bagaimana jurnalis di Sumbar ini memberitakan yang menyejukkan yang mengademkan suasana. Kalau ada permasalahan di lapangan diklarifikasi dulu, agar situasi di lapangan bisa teredam. “Jangan tau-tau mendapat informasi dari orang perorang lalu ditulis di media kemudian viral akhirnya ribut,” imbuh Nifasri. Ia mencontohkan, kasus yang terjadi di Kabupaten Sijunjung, harusnya dikonfirmasi dulu, apa iya pejabat di sana melarang untuk beribadah, karena agama ini sensitif.
Dijelaskan Kapus di Indonesia yang belum terpengaruh itu soal agama. Soal politik, sosial dan budaya sudah diserang dari berbagai sisi. “Tapi jika agama yang diserang dan dipengaruhi bukan hanya Sumbar yang hancur semua provinsi di Indonesia juga akan hancur,” ungkap Kapus
Menyikapi hal tersebut lanjut Kapus Kementerian Agama melaksanakan berbagai kegiatan di berbagai daerah untuk menampung isu-isu yang berpotensi mengundang konflik, yang sudah ada konflik solusi ke depan seperti apa.
Kapus juga mengingat jangan sampai terulang lagi beberapa kasus yang terjadi saat ini, seperti pembakaran mesjid ahmadiyah oleh oknum masyarakat di Sintang dan kasus di Gorontalo, Suka Bumi dan daerah lainnya. “Dari kejadian-kejadian itu ternyata dampak dari sosialisasi kebijakan yang belum maksimal. Kita ini negara hukum semua kebijakan itu ada dasarnya. Jika dasar-dasar itu dipatuhi tidak akan terjadi konflik,” ujar Nifasri.
Lebih lanjut, Nifasri menyampaikan Kemenag bertekad untuk menjadikan tahun 2022 sebagai tahun toleransi. Pihaknya akan segera mengundang tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk berkomunikasi dan memetakan potensi konflik atau isu keagamaan di daerah.
Sementara, Plt Kepala Kanwil Kemenag Sumbar H Syamsuir yang hadir didampingi Kakan Kemenag Bukittinggi, H Kasmir berharap ke depan Sumbar semakin rukun, damai dan memahami arti kerukunan itu dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Di samping itu kita berharap dengan adanya silaturahmi ini bisa memperereat ukwuah kita dan saling bertukar gagasan pola fikir dan kebijakan di setiap daerah masing-masing. (pry)