PADANG, METRO–“Pulanglah mak, pulanglah….”. Suara itu terus keluar dari Salmiati (40), anak pertama dari Bainar (65) yang menghilang sejak Senin (29/2) sore lalu. Petugas Basarnas Padang yang melakukan pencarian sejak Senin malam pun masih belum menemukan tanda-tanda. Salmiati lintuah dan harap-harap cemas agar Mak Bainar ditemukan.
Pantauan POSMETRO, Rabu (2/3) kemarin, pihak Basarnas Padang bersama dengan KSB Kota Padang masih terus menelusuri tiap-tiap bagian dari bukit tersebut. Rabu pagi, Bainar sempat terlihat oleh sejumlah pencari, namun lagi-lagi dia menghilang tanpa jejak. Saat ini, petugas pun memfokuskan pencarian di puncak Pancalang Bukit Batu Tagak.
”Tadi pagi ada warga yang sempat melihat korban ini di lereng bukit, tapi saat mau dievakuasi ke lokasi, korban tidak terlihat lagi,” ucap Komandan Regu, Rayes Sarma, kemarin di lokasi.
Saat ini, tim pencari terus mengumpulkan informasi dari masyarakat sekitar, bahkan melibatkan orang pandai jika memang korban tersebut dilarikan oleh urang bunian. Rencananya Rabu sore, warga bersama dengan tim akan melakukan ritual untuk memulangkan korban yang dibantu oleh orang pintar.
”Kita lihat saja nanti hasilnya bagaimana. Kita berharap korban ini bisa ditemukan secepatnya,” tutur Rayes.
Sebelumnya, Bainar (65) diketahui tidak kembali ke rumah sejak Senin (29/1) sore. Dicari sekeliling rumahnya di Sungai Lareh, Kelurahan Lubukminturun, Kecamatan Kototangah, bahkan sudah melibatkan tim SAR, pencarian masih saja nihil hingga Selasa. Menurut cerita warga sekitar, mungkin Bainar dilarikan oleh orang bunian.
Di lokasi tersebut, dalam jangka waktu 17 tahun, sudah tiga orang yang hilang secara misterius di tempat itu. Sebelumnya, anak Bainar yang paling bungsu bernama Thamrin dan saat itu berusia 15 tahun menghilang di lokasi yang hampir berdekatan, kemudian pada tahun 2013, pria berumur 45 tahun bernama Jahar juga menghilang di sungai kecil di dekat lokasi.
Hilangnya Bainar bermula dari laporan warga sekitar pada Senin sore saat itu tengah hujan gerimis. Dia menyebut, terakhir bertemu dengan sang ibu pada Senin pagi. Kala itu, Bainar terlihat berusaha berjalan kearah mudiak (atas) jalan dan sempat tertidur di sebuah pohon durian di pinggir jalan raya Sungai Lareh tersebut.
Korban pun dicari hingga ke Bukit Batu Tagak, yang disebut warga sekitar dengan bukit mistis. Namun, pencarian mereka nihil, jangankan pakaian, jejak kakinya saja tidak terlihat. Lagi-lagi, pencarian yang dilakukan dengan menyisiri bukit hingga ke air terjun ngungun saok tidak membuahkan hasil. (age)
Komentar