BUKITTINGGI, METRO – Berdasarkan pengukuran yang dilakukan Stasiun Pemantau Atmosfer Global atau Global Atmosphere Whatch (GAW) Bukit Kototabang, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam, kualitas udara di Provinsi Sumatera Barat mulai memburuk, atau terpantau dalam kondisi di atas baku mutu.
Sebagian besar daerah di Sumatera Barat, terkena dampak dari kabut asap, hasil pembakaran hutan dan lahan di provinsi tetangga. Hal ini tentu saja sangat mengganggu bagi kesehatan warga.
Menanggapi hal itu Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit ketika berada di Bukittinggi mengatakan kabut asap kiriman ini akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dari provinsi tetangga dan ia menyayangkan tangan jahil yang tidak bertanggung jawab atas kejadian ini.
“Tidak hanya merugikan warga di dekat lokasi Karhutla, namun juga merugikan warga di provinsi, dan daerah yang berada di sekitar titik api itu, salah satunya Sumatra Barat yang juga ikut terimbas,” katanya, Sabtu (21/9).
Berdasarkan kondisi beberapa hari terakhir ulas Nasrul Abit, memang semakin mengkhawatirkan. Untuk itu Pemerintah Provinsi Sumbar, mengimbau kepada seluruh warga, untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Jika keluar rumah gunakan masker
Kepada dinas lingkungan hidup serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya di seluruh Sumbar, untuk terus memantau kondisi udara saat ini.
“Jika semakin membahayakan lakukan tindakan yang maksimal agar tidak banyak masyarakat terkena imbas dari kabut asap ini,” terangnya.
Nasrul Abit juga mengimbau, kepada seluruh layanan kesehatan di Sumbar, untuk menggratiskan layanan kesehatan bagi warga yang terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), akibat dampak dari kabut asap.
“Kami harap, seluruh puskesmas dan rumah sakit, tidak memungut biaya untuk pengobatan bagi pasien yang terindikasi ISPA akibat dampak dari kabut asap,” tegasnya. (u)